REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) tengah membangun integrasi TI berbentuk aplikasi berbasis Android. Aplikasi ini akan menghubungkan para pemangku kepentingan di bidang usaha ayam potong (livebird), di antaranya adalah peternak mandiri, Rumah Pemotongan Hewan (RPH), dan Pembeli.
Vice President Pengembangan Bisnis PPI Indra Iliana mengatakan, hal tersebut merupakan rangkaian strategi PPI untuk meningkatkan volume serapan livebird dari peternak mandiri. Selain juga menyederhanakan proses bisnis dalam bentuk digital agar dapat mendorong perluasan pasar.
"Seperti yang diketahui, PPI saat ini secara reguler melaksanakan penyerapan livebird peternak mandiri di daerah Jawa Barat," ujar Indra dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (5/12).
Indra menyampaikan, aplikasi terintegrasi tersebut disiapkan dengan nama PPI Ecotrade, kepanjangan dari PPI Ecosystem Trading. Aplikasi ini ditargetkan dapat siap beroperasi pada Januari 2021 sehingga PPI memiliki basis data dari hasil transaksi untuk dapat dianalisis untuk mendapatkan harmonisasi antara permintaan dan pasokan.
Indra menerangkan Ecotrade dikembangkan agar mudah digunakan sehingga para pemangku kepentingan terkait nyaman dalam bertransaksi.
"Saat ini, pembeli dalam Ecotrade adalah wholesaler. Namun ke depannya kami akan coba mengintegrasikan ke e-commerce dan retailer. Kami optimistis dengan digitalisasi proses bisnis ini akan mendorong serapan livebird," kata Indra.
Selain dapat mengumpulkan informasi, Direktur Teknik dan Pengembangan PPI Prasetiyo Indroharto mengatakan, Ecotrade dapat menjalankan fungsi data analitik, dan menjadi sebuah dasbor yang dapat membantu pengambilan keputusan transaksi dagang di masa mendatang. Hal ini dapat mendorong peranan PPI sebagai perusahaan perdagangan dalam BUMN klaster pangan dan memberi PPI keunggulan kompetitif.
"Salah satu upaya kami adalah mengimplementasikan prioritas Kementerian BUMN yang dalam hal ini salah satunya adalah dalam hal ini Kepemimpinan teknologi yang mendukung fungsi BUMN Holding Pangan," kata Prasetiyo.