Selasa 08 Dec 2020 05:15 WIB

Muslim di Jerman Berkembang Pesat

Lebih dari separuh Muslim di Jerman berasal dari Turki dan Kurdi

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Muslim Jerman (Illustrasi)
Muslim Jerman (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Populasi komunitas Muslim di Jerman telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan Pew Research Center pada 2017, Muslim merupakan kelompok agama minoritas terbesar di negara dengan jumlah sekitar lima juta orang. Angka ini diketahui mewakili sekitar 6,1 persen dari populasi Jerman.

Lebih dari separuh Muslim di Jerman, sekitar 63,2 persen, berasal dari Turki dan Kurdi. Kedua kelompok tersebut diikuti oleh Muslim dari Pakistan, Bosnia, Albania, Afrika Utara, Levant, Iran, Irak dan Afghanistan.

Dilansir di About Islam, Senin (7/12), sebagian besar Muslim tinggal di Ibu Kota Berlin dan kota-kota besar bekas Jerman Barat. Namun, komunitas Muslim yang cukup besar juga ada di beberapa daerah pedesaan terutama di Baden-Württemberg, Hesse, serta sebagian Bavaria dan Rhine-Westphalia Utara. Menurut data migran dari sensus 2011, distrik Groß-Gerau dan Offenbach memiliki pangsa migran Muslim tertinggi.

Berdasarkan sejarah, Muslim pertama kali pindah ke Jerman sebagai bagian dari hubungan diplomatik, militer dan ekonomi antara Jerman dan Kekaisaran Ottoman pada abad ke-18. Pada tahun 1745, Frederick II dari Prusia mendirikan sebuah unit Muslim dalam tentara Prusia yang disebut "Penunggang Muslim". Mereka yang tergabung dalam unit ini sebagian besar berasal dari Bosnia, Albania dan Tatar.

Pemakaman Muslim pertama di Jerman didirikan di Berlin pada tahun 1798. Sedangkan Masjid Wünsdorf merupakan masjid pertama di Jerman yang dibangun tahun 1915, namun dihancurkan pada tahun 1925.

Setelah Perang Dunia I, ada 3.000 Muslim di Jerman dengan 300 orang di antaranya adalah keturunan Jerman. Setelah itu, Pemerintah Jerman Barat mengundang pekerja asing ("Gastarbeiter") pada 1961 dan jumlah Muslim meningkat tajam menjadi 4,3 juta dalam dua dekade. Kebanyakan mereka yang datang adalah orang Turki dari daerah pedesaan Kurdi di Anatolia tenggara.

Pada 2010, Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman mendirikan Studi Teologi Islam sebagai disiplin akademis di universitas negeri. Hal ini dilakukan untuk melatih para guru pendidikan agama Islam dan teolog Muslim.

Sejak saat itu, jurusan teologi Islam didirikan di beberapa universitas. Jurusan ini lantas melakukan penelitian dan pengajaran tentang Islam dari perspektif teologis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement