Rabu 09 Dec 2020 00:15 WIB

Senjata Jarak Jauh Dipandu Satelit Habisi Fakhrizadeh

Israel dinilai melakukan beragam cara mencegah Islam mencapai capaian ilmuah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Teguh Firmansyah
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh
Foto: EPA
Ilmuwan kenamaan Iran, Mohsen Fakhrizadeh

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru Bicara Garda Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigjen Kedua Ramazan Sharif menyebutkan pembunuhan terhadap Mohsen Fakhrizadeh menggunakan alat elektronik canggih yang dipandu perangkat satelit. Dia mengatakan, pembunuhan tersebut dilakukan dari jarak jauh dengan arahan satelit, kecerdasan buatan dan pengenalan wajah.

"Zionis tahu betul bahwa tindakan mereka tidak akan dibalas. Dalam beberapa tahun terakhir pun telah terbukti tindakan mereka tidak akan dibalas," tutur Sharif seperti dilansir dari Asharq Al-Awsat, Selasa (8/12).

Baca Juga

Dia juga menambahkan, rezim zionis Israel melakukan semua upayanya untuk mencegah Islam mencapai pencapaian ilmiah. "Hari ini, di bawah cahaya revolusi Islam, Iran telah mencapai kemerdekaan di semua bidang politik, sains, ekonomi, militer dan pertahanan," tuturnya.

Fakhrizadeh adalah ilmuwan asal Iran yang memimpin program nuklir Iran yang memicu kontroversi di dunia internasional. Sebelum dibunuh, dia sedang melakukan perjalanan dengan mobil ke timur Teheran. Lalu ia ditembak mati pada sore hari, Jumat, 27 November.