REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres hadir secara virtual dalam Bali Democracy Forum (BDF) ke-13, Kamis (10/12). Dalam pernyataannya, Guterres menegaskan bahwa pandemi Covid-19 jangan sampai merusak nilai-nilai demokrasi.
"Pandemi yang menjadi tantangan dunia jangan sampai merusak nilai-nilai demokrasi, dan juga jangan sampai mengancam hak asasi manusia atau digunakan untuk membatasi ruang sipil," ujar Guterres dalam pernyataanya secara virtual pada pembukaan BDF ke-13, Kamis (10/12).
Menurutnya, masyarakat sipil, media, dan sains harus menjadi bagian dari solusi penanganan pandemi di dunia. Dia pun menegaskan bahwa masyarakat dunia harus berbuat lebih banyak lagi untuk memastikan kesetaraan dan memperluas kesehatan.
Guterres juga mengatakan bahwa forum BDF ini menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai inklusivitas dan penghormatan terhadap satu sama lain. "Solidaritas internasional dan kepemimpinan politik sangat penting, bersama-sama mari kita bekerja untuk perdamaian pembangunan berkelanjutan dan hak asasi manusia untuk semua," tukasnya.
BDF ke-13 mengambil tema yang bertepatan dengan masa pandemi Covid-19, yakni "Democracy and Covid-19 Pandemic". Forum diskusi internasional ini dilakukan dengan mematuhi peraturan terkait kondisi pandemi dan protokol kesehatan ketat. Penyelenggaraannya juga dilakukan dalam format Hybrid atau campuran antara kehadiran fisik di Bali dan virtual.
Selain Guterres, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus juga turut memberikan pidato dalam forum tersebut. Dia menyambut forum yang diselenggarakan di Sofitel Nusa Dua Bali dengan menekankan keterkaitan berbagai hal dengan pandemi.
Dirjen WHO mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan peringatan bagi semua bahwa sistem kesehatan, ekonomi dan politik saling berkaitan erat. Kesehatan adalah sebuah investasi penting bagi terciptanya stabilitas, kemakmuran dan ketahanan.