REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dalam mendukung industri singkong di Indonesia, Perum Bulog menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk menggembangkan pangan beras singkong.
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pangan tersebut menggunakan bahan baku singkong 80 persen yang ditepungkan, dicampur dengan tepung tapioka 20 persen, dan dicetak dengan teknologi ekstrusi.
Produk terbaru Bulog, Beras Singkong dengan merek Besita (Beras Singkong Petani), memiliki kandungan karbohidrat (energi) yang setara dengan beras (padi) sehingga asupan energi tercukupi. Bentuk dan rasanya juga menyerupai beras (padi), sehingga dapat memenuhi selera konsumen.
Untuk menjaga komitmen penguatan pangan singkong tersebut, pada acara tersebut juga dilakukan Penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara BULOG dengan BPPT dan MSI untuk pengembangan dan penerapan teknologi untuk pengelolaan pangan lokal.
Saat ditanya terkait kabar yang menyebutkan sejumlah negara akan menghentikan eskpor pangan ke Indonesia, Buwas membantahnya. Menurutnya, jika Indonesia mau, saat ini pun produk pangan dari sejumlah negara bisa langsung dikirim.
"Beras dari Vietnam atau Thailand bisa datang saat ini juga kalau mau. Persoalannya, ini akan menghambat serapan padi petani lokal, bisa anjlok," kata dia.