Rabu 10 Jul 2024 13:30 WIB

Bulog Jadi Offtaker Panen Petani Makmur Pupuk Indonesia 

Program Makmur merupakan ekosistem pertanian untuk menciptakan dukungan bagi petani.

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Satria K Yudha
Pupuk Indonesia dan Bulog bekerja sama dalam program Makmur.
Foto: Pupuk Indonesia
Pupuk Indonesia dan Bulog bekerja sama dalam program Makmur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Perum Bulog menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait penguatan program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (Makmur). Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, kerja sama ini mengatur peran Bulog sebagai penjamin atau offtaker hasil panen petani yang tergabung dalam program Makmur.

"Mudah-mudahan kerja sama ini bisa menciptakan ekosistem closed loop di sektor pangan, antara BUMN pangan dengan pupuk," ujar Rahmad dalam keterangannya, Selasa (9/7/2024).

Rahmad menilai peran offtaker dalam industri pertanian sangat penting dan strategis. Offtaker membantu menstabilkan harga hasil pertanian dengan membeli produk dari petani pada harga yang telah disepakati sebelumnya. 

"Kehadiran offtaker memberikan jaminan pasar bagi petani sehingga mereka dapat menanam dengan kepastian hasil panen mereka akan dibeli. Hal ini dapat meningkatkan keamanan finansial petani," ucap Rahmad. 

Rahmad menyampaikan program Makmur merupakan ekosistem pertanian untuk menciptakan dukungan bagi petani, dengan menggunakan pupuk nonsubsidi. Program ini membantu petani melalui penyediaan dana atau modal usaha yang bersinergi dengan lembaga perbankan, jaminan asuransi, ketersediaan pupuk, kawalan pengendalian hama, hingga offtaker.

"Inisiatif ini menegaskan Pupuk Indonesia bukan hanya berperan sebagai produsen pupuk, namun juga berkomitmen membimbing dan mendorong petani agar lebih sejahtera," sambung Rahmad. 

Rahmad mengatakan realisasi program Makmur pada Januari-Juni 2024 telah berhasil diterapkan di lahan seluas 295.904 hektare dengan jumlah petani binaan sebanyak 120.320 orang. Rahmad mencatat terdapat peningkatan produktivitas petani padi sebesar 14 persen atau rata-rata produktivitas meningkat dari 5,7 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare.

Rahmad menyebut peningkatan produktivitas juga terlihat pada tanaman jagung, yang naik sebesar 23 persen dari 4,7 ton per hektare menjadi 5,8 ton per hektare. Produktivitas tanaman tebu turut naik sebesar tiga persen dari 66,2 ton per hektare menjadi 68 ton per hektare, dan produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat tujuh persen dari semula 22,84 ton per hektare menjadi 24,44 ton per hektare. 

"Lewat sinergi BUMN yang kuat, Pupuk Indonesia dan Bulog optimistis terus berkontribusi menciptakan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani," kata Rahmad. 

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyampaikan Bulog siap menjadi offtaker untuk 100 persen produk dari program Makmur. Bayu berharap sinergi antarBUMN dapat mendorong produktivitas petani serta meningkatkan kesejahteraan melalui dukungan sarana pertanian dan skema penjualan yang lebih menguntungkan.

"Kami sangat nyaman bekerja sama dengan Pupuk Indonesia sebagai saudara sesama BUMN sehingga kerja sama ini merupakan suatu hal yang sangat baik," kata Bayu.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement