Sabtu 19 Dec 2020 23:17 WIB

Insomnia Meningkat Selama Pandemi, Bagaimana Mengatasinya?

Selain depresi, masalah insomnia juga meningkat selama pandemi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Foto: ilustrasi susah tidur
Foto: www.freepik.com
Foto: ilustrasi susah tidur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 turut berdampak pada kondisi kesehatan mental banyak orang. Selain depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD), masalah kesulitan tidur atau insomnia juga tampak meningkat di masa pandemi.

Peningkatan kasus insomnia ini diungkapkan oleh tim peneliti dari University of Ottawa. Sebelumnya, mereka melakukan analisis terhadap hampir 190.000 partisipan yang terdampak oleh Covid-19.

Baca Juga

Dari analisis ini, tim peneliti mendapati bahwa tingkat depresi, kecemasan, dan PTSD tampak lebih buruk secara signifikan bila dibandingkan sebelum pandemi. Akan tetapi yang mengalami peningkatan terbesar adalah insomnia.

Sebanyak 23,87 persen orang yang terdampak Covid-19 mengalami insomnia. Di antara semua kelompok yang terdampak Covid-19, tenaga kesehatan mengalami peningkatan kasus insomnia tertinggi. Ada 36,53 persen tenaga kesehatan yang mengalami kesulitan tidur.