Senin 21 Dec 2020 17:00 WIB

Ruang ICU RS Covid-19 di Kota Bekasi Sisa 9 Kasur

Bekasi sulit menambah kapasitas ICU Covid-19 karena tenaga kesehatan terbatas

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Nur Aini
Pasien Covid-19. Ilustrasi
Foto: MADRID REGIONAL PRESIDENCY
Pasien Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Angka kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bekasi belum mereda. Saat ini, jumlah ruang intensive care unit (ICU) pasien Covid-19 di Kota Bekasi tersisa 9 kasur pada Senin (21/12). 

Angka ini mengkhawatirkan sebab pihak rumah sakit maupun pemerintah kota belum dapat menambah jumlah kapasitas ICU secara tiba-tiba.

Baca Juga

Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dr Rina Octavia, menuturkan, saat ini jumlah keterisian kasur di fasilitas isolasi telah mencapai 80,94 persen atau sebanyak 1.285 tempat tidur dari 1.589 kasur yang tersedia.

"Ada 1.285 tempat tidur yang terpakai, di RS se-Kota Bekasi 80,94 persen dan yang kosong 304 tempat tidur," kata, Senin (21/12).

Rina merinci, dari jumlah fasilitas isolasi yang tersedia di wilayah tersebut, sudah 58 kasur yang terisi. Sehingga, fasilitas ICU yang tersisa tinggal 9 kasur saja. "Ketersediaan ICU ada 67, terisi 58 dan sisa 9 kasur," ujarnya.

Rina mengatakan, jumlah pasien Covid-19 di RSUD Chasbullah Abdulmajid per Senin (21/12) mencapai 150 orang, sedangkan di RSUD kelas D ada 60 orang.

Kapasitas mendekati maksimal juga terjadi rumah sakit darurat Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi yakni sebanyak 52 pasien dari kapasitas maksimal 55 kasur.

Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Eko Nugroho,mengatakan meski pihak rumah sakit swasta disebut masih dapat menyanggupi pasien Covid-19 tetapi, hal itu tidak bisa menjadi jaminan akan berlangsung  dalam jangka waktu yang lama.

"Kalau misal disuruh nambah lagi, mungkin kata-katanya kita belum siap nambah kapasitas lagi. Saat ini hanya segitu dulu yang mampu kita sediakan," kata Eko.

Ketidaksanggupan menambah jumlah kapasitas itu bukan lantaran tak didukungnya fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit swasta, tetapi karena minimnya tenaga kesehatan yang tersedia.

"Bukan terkait sarana, sebetulnya mudah bagi RS untuk mengubah layanan perawatan biasa menjadi perawatan Covid-19. Tapi yang susah adalah menambah tenaga kesehatannya," ujar Eko.

Melihat kondisi itu, Eko mengaku belum dapat menyimpulkan fase ini sudah termasuk kritis atau belum. Namun, jika dilihat dari jumlah kunjungan harian kebutuhan ICU, seharusnya hingga saat ini Kota Bekasi masih mampu menampung kebutuhan.

"Hitungan kami di RS swasta dengan jumlah ICU saat ini masih bisa menampung kebutuhan ICU se-Kota Bekasi," tuturnya.

Adapun, jumlah kasus kumulatif Covid-19 di Kota Bekasi mencapai 13.912 kasus pada Senin (21/12). Angka kasus aktifnya hari ini mencapai 1.244 kasus dengan jumlah kematian mencapai 221 kasus. Hingga hari ini, angka kasus yang selesai telah mencapai 12.447 kasus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement