REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perayaan Hari Natal bagi keluarga di Inggris selalu dinanti-nantikan. Namun, kali ini para penghuni panti werdha yang biasa merayakan Natal dengan makan bersama dan menerima kado harus menyimpan keinginan itu.
“Saya sudah sampaikan kepada penghuni panti tahun ini kita tidak merayakan Natal bersama,” ujar Michale De Boarde, Sekretaris Manaje rdi salah satu panti werdha di kota kecil Walton on Naze, Essex, Rabu (23/12).
Di panti werdha di Colchester, biasanya penghuni berkumpul untuk menikmati hidangan makan malam bersama. Sayangnya, tahun ini terpaksa ditiadakan.
Pemerintah Inggris kembali menerapkan lockdown yang dibagi dalam empat kategori atau yang disebut dengan “tier”. Kota London berada di tier empat yang sangat darurat.
Perayaan Natal bagi keluarga di Inggris merupakan tradisi. Setiap tahun seluruh keluarga besar berkumpul dan bersama menikmati hidangan bersama. Kalkun panggang serta kentang rebus dan kol mini yang dikenal dengan nama 'sprouts' dilumuri saus daging, menjadi hidangan utama yang biasa tersedia di meja keluarga Inggris.
Pesta perayaan Natal dilengkapi dengan "Christmas Crackers". Ini adalah semacam kertas bulat panjang yang berisi aneka pertanyaan lucu, lengkap dengan hadiahnya yang juga topi harus dipakai selama makan bersama.
Hidangan makan siang ditutup dengan Christmas Pudding yang terdiri atas buah buahan plus brendi. Tak ketinggalan akan ada secangkir kopi di meja sambil mendengarkan pidato dari Ratu Inggris Elizabeth pada pukul tiga siang.
Bahkan para karyawan yang bekerja di London, menjelang Natal mengadakan acara Christmas Party dengan makan malan bersama di restoran ternama.
“Saya sedih tidak bisa berkumpul dengan teman-teman kantor merayakan Natal seperti tahun-tahun lalu,” ujar Nancy Ferguson, bekerja di penerbitan buku kesehatan ternama di kota London.
Sayangnya perayaan yang selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Inggris harus ditunda dulu. Pemerintah Inggris melarang berkumpul sekalipun di rumah sendiri lebih dari dua keluarga.
"Padahal tidak ada yang lebih dirindukan saat perayaan Natal selain momen berkumpul bersama seluruh keluarga juga tradisi bagi-bagi kado yang tidak cukup cuman satu setiap anak bahkan mendapatkan hadiah beberapa kado yang dibungkus dengan rapi dan ditaruh di bawah pohon Natal terletak di pojok rumah," kata Nancy.
Begitu pun bagi keluarga kerajaan Inggris. Mereka akan tetap melakukan sejumlah tradisi yang sudah dijalani bertahun-tahun.
Tradisi yang biasa dilakukan Ratu Elizabeth II adalah berkunjungke Gereja St Mary Magdalene di Sandrigham. Ratu juga akan menyampaikan pidato Natal yang disiarkan televisi dan biasanya sudah di rekam beberapa hari sebelumnya.
Seperti kebanyakan masyarakat di seluruh dunia, Ratu Elizabeth II akan menjalani Natal lebih tenang dari biasanya karena diberlakukan sejumlah pembatasan untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Sementara Wati Halesworth perempuan Indonesia menikah dengan Steve yang menetap di Colchester mengaku sang mertua selalu merayakan Natal bersama mereka. “Sayangnya tahun ini kami tidak mengadakan acara makan siang bersama seperti layaknya tahun-tahun lalu,” ujar Wati dikaruniai dua putra.
Tahun ini perayaan Natal harus dibatalkan apalagi ditemukannya varian baru COVID-19 di Inggris serta diberlakukannya Tier-4 untuk wilayah London, South England dan Southeast England terhitung tanggal 20 Desember lalu.
Pemerintah Inggris akan berlakukan lockdown Tier 4 yang ketat. Semua wajib tinggal di rumah, bekerja dari rumah (work from home), dan penutupan toko-toko non-essentials seperti salon, tempat hiburan indoor, restoran dan sebagainya.