Kamis 24 Dec 2020 05:48 WIB

Ribut-Ribut Tukang Insinyur Jadi Menkes, Bukan Dokter

Budi Gunadi Sadikin (BGS) ditunjuk Presiden Joko Widodo menjabat menteri kesehatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). Presiden melantik enam menteri untuk menggantikan posisi menteri lama (reshuffle) dan lima wakil menteri, diantaranya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan, Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta M Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID --- Oleh Joko Sadewo/Intan Pratiwi/Elba Damhuri

Budi Gunadi Sadikin (BGS) ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjabat sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan Agus Putranto. Pemilihan BGS sebagai Menkes cukup mengejutkan publik dan sempat menimbulkan pro kontra: bagaimana seorang tukang insinyur dan bankir tiba-tiba menjadi menteri kesehatan.

Baca Juga

Ekonom Indef Dradjad Wibowo mengatakan di banyak negara seorang menteri kesehatan tak harus berlatar pendidikan kesehatan atau medis. Hal ini disampaikan Dradjad menanggapi banyaknya pertanyaan terkait pengangkatan Budi Sadikin sebagai Menkes, padahal dia bukan dokter tapi lulusan  ITB.

"Di banyak negara, sudah biasa jika menteri memegang portfolio yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Karena itu saya tidak mempermasalahkan Insinyur menjadi menkes,” kata Dradjad, Selasa (22/12).

Budi Sadikin, menurut Dradjad, adalah pekerja profesional yang seorang “doer”. Maksudnya, seorang yang jika ditugaskan sesuatu, maka tugas itu akan dia bereskan sampai berhasil. 

"Kinerjanya sebagai bankir sangat bagus. Dia punya akses luar biasa ke sumber pembiayaan korporasi,” ungkap Dradjad. 

Vaksinasi dan upaya mengatasi pandemi adalah salah satu tantangan terberat kita di 2021. Vaksinasi perlu biaya besar. 

"Selain itu, BPJS Kesehatan masih terancam defisit. Jadi saya melihat memang salah satu tugas dia adalah membereskan pembiayaan kesehatan, sehingga masalah-masalah di atas teratasi,” kata Dradjad yang juga politikus senior PAN. 

Karena itu, lanjut Dradjad, silakan Budi Sadikin merancang kebijakan terbaik bidang kesehatan. "Kita yang di luar pemerintahan akan menjadi mitra yang kritis mengoreksi hal-hal yang perlu diperbaiki,” kata Ketua Dewan Pakar PAN tersebut.

Ekonom Enny Sri Hartarti menilai pergantian Menteri Kesehatan merupakan hal yang penting dan paling ditunggu.  Masyarakat pun berharap Presiden bisa menunjuk sosok baru yang kemudian bisa membawa perubahan di tubuh Kementerian Kesehatan.

"Tentu keputusan ini cukup mengecewakan," ujar Enny, Selasa (22/12).

Enny menilai posisi Menteri mestinya diisi oleh sosok yang punya track record dan kapabilitas di bidangnya. Sosok Budi Gunadi Sadikin dinilai tidak punya latar belakang kesehatan. Selain itu, Budi juga bukanlah orang yang punya prestasi di bidang kesehatan.

"Di tengah pandemi seperti saat ini, masyarakat butuh sosok profesional di bidangnya. Track record profesional seseorang kan kemudian dilihat dari latar belakang juga pengalaman di bidang tersebut. Nah, mungkin Pak BGS bahkan selama ini tidak pernah terlibat di sektor kesehatan," ujar Enny.

Enny menilai jika tidak dalam kondisi pandemi seperti saat ini mungkin saja penunjukan BGS dinilai wajar. Hanya saja, saat ini adalah kondisi pandemi masyarakat butuh pemimpin melawan Covid-19 yang punya kemampuan profesionalitas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement