REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat yang merupakan kewajiban sejatinya bukanlah sekadar gerakan rutinitas yang tiada makna. Maka jika seseorang telah berbangga hati karena mampu menunaikan sholatnya, maka hendaknya dia merenungkan hal inti dari perintah sholat.
Ulama terkemuka, Abuya Arrazy Hasyim, hafizahullah, menjelaskan tidak seluruhnya orang yang menunaikan sholat telah menunaikan hak-hak sholat. Maka janganlah berbangga bagi orang yang baru mendirikan sholat beberapa hari saja.
“Bayangkan, kita baru sholat beberapa hari saja sudah bangga. Padahal itu baru wujud sholat, belum iqamatis-sholat,” kata Abuya Arrazy dalam kajian live streaming, di Ribath Nouraniyah, belum lama ini.
Beliau menjelaskan bahwa famaa kullu mushallin muqiim, yakni tidak seluruhnya orang yang sholat telah menunaikan hak-hak sholatnya.
Padahal menurut beliau, terdapat salah satu ayat Alquran yang sudah dihafal umat Muslim sedari dini, yakni Alquran surat Al-Maun ayat 4. Allah SWT berfirman:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ “Fawaylul lil-musholiin.” Yang artinya: “Celakalah bagi orang yang menunaikan sholat (yang hanya menunaikan utang),”.
Maka demikian, beliau menjelaskan, Nabi Ibrahim, Al-Khalil alaihissalam tidak memanjatkan doa dengan kalimat:
اللهم اجعلنا من المصلين Allahummaj’alna minal mushollin/Ya Allah jadikanlah kami bagian dari orang-orang yang selalu menunaikan sholat.
Melainkan Nabi Ibrahim berdoa sebagaimana tertuang dalam surat Ibrahim ayat ke-40:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ Rabbij'alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī rabbanā wa taqabbal du'ā`
Artinya: "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku." (QS Ibrahim: 40)