Sabtu 26 Dec 2020 20:52 WIB

Berapa Harga Data Pribadi Dijual di Pasar Darknet?

Harga data pribadi di pasar darknet bergantung seberapa jauh data yang ditawarkan.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial kini telah berkembang. Survei terbaru yang dilakukan Kaspersky menunjukkan, tiga dari 10 pengguna di Asia Pasifik (APAC) mengaku memiliki profil media sosial tanpa nama asli, foto, dan informasi identitas pribadi (PII).

Profil media sosial memang menjadi bagian dari privasi. Data ini pula lah yang banyak dicari oleh para penjahat siber.

Baca Juga

Kaspersky pun menganalisis penawaran aktif di 10 forum dan pasar darknet internasional. Penelitian menunjukkan, akses ke data pribadi dapat dibeli dengan harga mulai dari 50 sen dalam dolar Amerika Serikat (AS) untuk sebuah ID (identitas pribadi), bergantung seberapa jauh data yang ditawarkan.

Namun, berbagai jenis data baru kini juga terus bermunculan. Dalam hal ini, termasuk catatan medis pribadi dan swafoto dengan dokumen identifikasi pribadi, biayanya dapat mencapai hingga 40 dolar AS.

Selain itu, ada pula harga untuk pindaian paspor yang biasanya ditawarkan sekitar 6 dolar AS-15 dolar AS. Sementara untuk akun perbankan daring, biasanya harga yang ditawarkan adalah sekitar 10 persen dari total saldo yang dimiliki.

Konsekuensi penyalahgunaan jenis data pribadi lainnya juga kini kian signifikan. Data yang dijual di pasar gelap dapat digunakan untuk pemerasan, eksekusi penipuan dan skema phishing. Selain itu, data pribadi juga dapat digunakan untuk pencurian uang secara langsung, menimbulkan kerugian reputasi dan jenis kerusakan sosial lainnya.

Peneliti keamanan di Kaspersky's GReAT, Dmitry Galov, mengungkapkan, dalam beberapa tahun terakhir banyak area kehidupan kita telah menjadi digital. "Penelitian kami menyoroti betapa pentingnya untuk menyadari bahwa data Anda sebenarnya diminati dan dapat digunakan untuk tujuan berbahaya," katanya.

Senada, pakar privasi di Kaspersky Vladislav Tushkanov menyampaikan, internet telah memberikan kita kesempatan untuk mengekspresikan individualitas dan berbagi cerita dan itu merupakan hal luar biasa. Namun, seseorang harus memahami bahwa menjadi dan mengekspresikan diri secara daring bukanlah persoalan pribadi.

"Ini lebih seperti berteriak di tengah jalan yang ramai dan Anda tidak pernah tahu siapa yang mungkin mendatangi dan tidak setuju dengan Anda dan bagaimana reaksi mereka. Dengan ini, maka timbul sebuah risiko," ungkap Tushkanov

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement