Senin 28 Dec 2020 09:51 WIB

Gawat, Angka Kematian Covid-19 di Jateng Salip DKI Jakarta

Angka kematian tertinggi pasien Covid-19 diduduki Jatim, Jateng, DKI, dan Jabar.

Rep: Erik PP/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah petugas pemakaman mengangkat peti jenazah pasien positif Covid-19 (ilustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah petugas pemakaman mengangkat peti jenazah pasien positif Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus positif Covid-19 yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Ahad (27/12) menunjukkan angka 6.528 pasien terinfeksi. Meski begitu, pada saat bersamaan, jumlah orang yang sembuh dari Covid-19 mencapai 6.983 pasein.

Provinsi DKI Jakarta tetap menjadi penyumbang terbanyak angka positif Covid-19 dengan 1.997 pasien, diikuti Jawa Barat (Jabar) 892 pasien, Jawa Tengah (Jateng) 785 pasien, dan Jawa Timur (Jatim) 738 pasien. Total orang yang positif Covid-19 di DKI mencapai 175.926 pasien, di Jabar 79.590 pasien, di Jateng 77.793 pasien, dan di Jatim 80.748 pasien.

Pada Ahad, untuk pertama kalinya tingkat kematian di Jateng menyalip DKI. Hal itu setelah angka kematian Jateng mencapai 80 pasien per Ahad, diikuti Jabar 43 pasien, Jatim 48 pasien, dan DKI 22 pasien.

Saat ini, angka kematian tertinggi ditempati Jatim dengan 5.583 pasien, disusul Jateng 3.247 pasien, DKI 3.189 pasien, dan Jabar 1.157 pasien. Dari data ini, terasa sangat aneh lantaran angka kasus tertinggi di DKI, namun jumlah kematian tertinggi diduduki Jatim dan Jateng.

Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang siap menambah tempat karantina bagi pasien Covid-19 yang harus menjalani isolasi, menyusul kondisi sejumlah rumah sakit dan tempat isolasi yang ada di Ibu Kota Jateng tersebut mulai penuh.

"Tiga hari terakhir ini angka positif Covid-19 tidak menguntungkan bagi Kota Semarang," kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Kota Semarang. Bahkan, lanjut dia, kondisi ruang isolasi di rumah sakit rujukan hingga tempat karantina di rumah dinas Wali Kota Semarang mulai penuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement