REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah karantina yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk pemudik dalam momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) baru diisi tiga orang. Pemkot memanfaatkan salah satu gedung di Solo Techno Park (STP) sebagai rumah karantina bagi pemudik.
Hal itu berbeda jauh dengan kondisi rumah karantina pada momen Lebaran di Graha Wisata Niaga yang diisi oleh ratusan pemudik. Pemkot Solo mengaktifkan rumah karantina mulai 20 Desember 2020 sampai 4 Januari 2021 mengacu pada Surat Edaran (SE) Wali Kota Solo yang diteken pada 19 Desember 2020.
Poin 10 SE itu menyebutkan setiap orang yang tidak bertempat tinggal di Solo yang masuk ke Kota Solo dan menetap paling sedikit 1x24 jam di rumah tinggal penduduk wajib melaksanakan karantina paksa di Solo Technop Park. Kecuali, orang yang bekerja untuk sementara waktu di Kota Solo atau orang yang memiliki hasil negatif uji swab PCR atau swab antigen paling lama dua hari sebelum diperiksa Satgas Jogo Tonggo/Tim Cipta Kondisi.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan pemudik yang menjalani karantina di STP telah dirapid test baru dikarantina. Mereka akan menjalani karantina selama 14 hari.
"Jogo Tonggo yang laporan, kemudian dijemput Satgas Covid-19. Namun ada yang menyerahkan diri sendiri juga untuk dikarantina," kata Wali Kota kepada wartawan, Senin (28/12).
Dia menyebut fasilitas dan perlakuan untuk pemudik yang dikarantina sama seperti di Graha Wisata Niaga dulu. Namun, saat itu belum ada ketentuan pengecualian bagi pemudik yang membawa hasil negatif swab PCR maupun swab antigen.
"Sekarang kan sudah ada sehingga tidak terus menerus kami menerima penampungan, untuk rumah karantina sampai 4 Januari saja," imbuh Rudyatmo.
Salah satu warga yang dikarantina, Atik (41), mengaku sudah lima hari menghuni rumah karantina. Warga Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, tersebut selama ini merantau di Bekasi, Jawa Barat.
"Saya sudah lama tidak pulang ke Solo, mumpung dapat cuti akhir tahun akhirnya pulang," ucapnya kepada Republika di STP.
Atik mengaku sudah mengetahui adanya aturan karantina bagi warga yang mudik ke Solo. Namun, dia tetap pulang kampung lantaran di Bekasi tidak ada teman dan saudara selama libur akhir tahun. "Yang penting saya sudah ketemu anak-anak kemarin. Tidak apa-apa dikarantina," ujarnya.
Menurut Atik, fasilitas rumah karantina di STP cukup memadai. Setiap orang mendapatkan fasilitas tempat tidur dan almari. Mereka juga mendapatkan makan tiga kali sehari serta terdapat tenaga kesehatan yang bersiaga di lokasi tersebut.