Rabu 30 Dec 2020 20:58 WIB

Diplomasi Vaksin, RI Amankan Pasokan AstraZeneca dan Novavax

Diplomasi kita terus bergerak untuk membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak

Rep: Fergi Nadira/ Red: Gita Amanda
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan diplomasi akan terus bergerak untuk membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak, baik melalui jalur bilateral, maupun multilateral bagi pengadaan vaksin
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan diplomasi akan terus bergerak untuk membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak, baik melalui jalur bilateral, maupun multilateral bagi pengadaan vaksin

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Indonesia kembali mengamankan pasokan vaksin Covid-19 dari dua perusahaan farmasi dari luar negeri, Rabu (30/12). Penandatangan pengamanan pasokan vaksin hari ini dilakukan dengan AstraZeneca dan Novavax sebanyak masing-masing 50 juta dosis.

"Diplomasi kita terus bergerak untuk membuka akses kerja sama dengan berbagai pihak, baik melalui jalur bilateral, maupun multilateral bagi pengadaan vaksin," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/12).

Baca Juga

Dari jalur bilateral, kerja sama dilakukan berasal dari berbagai pihak. Dia menyontohkan, bahwa vaksin Sinovac akan tiba kembali di Tanah Air sejumlah 1,8 juta dosis vaksin. Dengan ketibaan tersebut, maka tiga juta dosis vaksin Sinovac berada di Indonesia.

Sementara dari jalur multilateral, Menlu Retno mengatakan, bahwa diplomasi RI dijalankan dengan terus bekerja, berkomunikasi, dan berkoordinasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), GAVI, dan lain-lain dalam mengamankan akses vaksin melalui mekanisme COVAX-AMC (Advance Market Commitment). "Kita terus akan kawal proses ini," ujar Menlu Retno.

Indonesia termasuk satu dari sedikit negara yang mengamankan vaksin untuk keperluan dalam negeri. Namun pada saat yang sama, sejalan dengan prinsip kesetaraan akses vaksin bagi semua negara, maka Indonesia telah berkontribusi melalui Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) untuk pengadaan vaksin.

"Semua ini menujukkan bahwa Indonesia tidak hanya memikirkan kebutuhan sendiri, namun juga berkontribusi agar negara lain dapat memperoleh akses vaksin setara yang aman dengan harga terjangkau," ujar Menlu Retno.

Retno mengatakan, diplomasi juga bergerak untuk memperlancar pertukaran data sains yang diperlukan bagi pemberian otoritas penggunaan darurat. Data ilmu pengetahuan ini pun sangat penting dan tidak boleh ditawar.

"Seperti yang disampaikan Presiden, bahwa prinsip kehati-hatian harus terus dipegang dan kesehatan dan keselamatan masyarakat adalah prioritas nomor satu," ujar Menlu Retno.

Dalam hal ini, Kementerian Luar Negeri RI telah memfasilitasi pertemuan besar virtual antara tim Indonesia dengan tim Turki pada Ahad (27/12). Selain itu, komunikasi dengan Brasil juga terus dilakukan.

Turki dan Brasil telah melakukan uji coba tahap akhir vaksin Sinovac. Vaksin Covid-19 buatan China, Sinovac merupakan salah sati dari enam vaksin yang akan digunakan Indonesia untuk program vaksinasi Covid-19. Indonesia pun masih menguji efektivitas vaksin Sinovac yang dilakukan tim dari Universitas Padjajaran dan Bio Farma.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement