Rabu 30 Dec 2020 21:34 WIB

FPI Dibubarkan, Pemilik Kebenaran di Tangan Penguasa?

Kepunahan sebuah bangsa dan negara serta peradaban diawali oleh ketidakadilan

Rep: Ali Yusuf/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi (kiri) didampingi pimpinan MUI saat memimpin pertemuan dengan pimpinan ormas Islam tingkat pusat di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (12/3).
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Ketua Umum MUI KH Muhyiddin Junaidi (kiri) didampingi pimpinan MUI saat memimpin pertemuan dengan pimpinan ormas Islam tingkat pusat di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Kamis (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah resmi melarang Front Pembela Islam (FPI) berkegiatan. Larangan itu dilakukan karena pemerintah menyebut FPI tak memiliki legal standing sebagai sebuah organisasi masyarakat.

Ketua Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional (LHKI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Dr (HC) Muhyiddin Junaidi, mengatakan, pembubaran atau pelarangan sebuah ormas adalah hak pemerintah setelah dikaji secara cermat dan penuh keadilan.

"Bukan atas dasar like and dislike apalagi dengan menggunakan pasal karet yang sangat subyektif. Pemilik kebenaran hanya di tangan penguasa. Leaders can do no wrong!" katanya saat dihubungi, Rabu (30/12).

KH Muhyiddin yang juga Ketua MUI Bidang Kerjasama Internasional ini mengatakan, bahwa Rasulullah mengingatkan umat manusia terutama umat Islam bahwa kepunahan sebuah bangsa dan negara serta peradaban diawali oleh ketidakadilan dan kesewenang-wenangan penguasa zalim."Hukum hanya berlaku bagi yang lemah dan yang berani nahyi munkar bukan amar makruf," kata dia.

Kata dia, pemerintah seakan menutup mata terhad kelompok atau organisasi yang jelas anti NKRI dan mengumumkan kemerdekaan mereka. Secara demonstratif dan arogan,mereka mengancam kedaulatan RI. "Anehnya pihak keamanan melakukan pembiaran dan tak menangkapnya untuk diproses sesuai hukum," katanya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement