Sabtu 02 Jan 2021 18:50 WIB

Iran: Tak Ada Tempat Aman di Bumi Bagi Pembunuh Soleimani

Perwira militer pengganti Soleimani bersumpah untuk terus mengikuti jejaknya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Foto: EPA
Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran mengadakan acara untuk memulai 10 hari peringatan kematian jenderal tertinggi Iran Qassem Soleimani dan komandan Irak Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepada Pasukan Mobilisasi Populer yang berpihak pada Iran pada Jumat (1/1) waktu setempat. Soleimani, al-Muhandis, dan beberapa orang lainnya tewas dalam serangan pesawat tak berawak yang diperintahkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump 3 Januari tahun lalu.

Dalam upacara terbatas karena pembatasan Covid-19 di Universitas Teheran, perwira militer pengganti Soleimani bersumpah untuk terus mengikuti jejaknya. "Izinkan saya mengatakan secara eksplisit: jalur Pasukan Quds dan jalur perlawanan tidak akan berubah dengan kejahatan AS," kata komandan Esmail Qaani kepada hadirin pada pertemuan yang disiarkan televisi dikutip laman Aljazirah, Sabtu (2/1).

Baca Juga

Dia mengatakan semua orang bebas di dunia mengutuk pembunuhan itu. "Sementara AS harus waspada terhadap kemungkinan tanggapan dari dalam rumah Anda," katanya.

Sejumlah pejabat senior dari otoritas dan organisasi selaras dengan Iran dari Irak, Lebanon, Palestina, Suriah, dan Yaman juga menyampaikan pidato di acara tersebut. Mereka termasuk tokoh senior Hizbullah Hashim Safi al-Din, politisi Irak terkemuka dan ketua Pasukan Mobilisasi Populer, Falih Al-Fayyadh, pemimpin Jihad Islam Palestina, Ziyad al-Nakhalah, Mufti Agung Suriah, Ahmad Badreddin Hassoun, dan utusan Yaman untuk Iran, Ibrahim Mohammad Mohammad al-Deilami.