Senin 04 Jan 2021 19:10 WIB

Harga Kedelai Impor di Kudus Tembus Rp 9.000 per Kilogram

Sebelumnya harga jual kedelai berkisar Rp 6.500 per kilogram.

Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram dengan memperkecil ukuran tempe yang dijual.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dari Rp.6.750 menjadi Rp.9.100 per kilogram dengan memperkecil ukuran tempe yang dijual.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Harga jual kedelai impor di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan ini mengalami lonjakan menjadi Rp 9.000 per kilogram. Sebelumnya harga jual berkisar Rp 6.500/kg.

Ketua Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf menyatakan, pengiriman kedelai terlambat menjadi salah satu penyebabnya.

"Sejak adanya pandemi virus corona, kenaikan indeks, dan keterlambatan pengiriman kedelai dari negara asal penghasil kedelai, harganya menjadi terdongkrak naik," ujarnya di Kudus, Senin (4/1).

Di pasaran, kata dia, permintaan tahu maupun tempe yang menggunakan bahan baku kedelai justru turun karena daya beli masyarakat di masa pandemi yang juga merosot.

Terkait harga jual kedelai yang melambung tinggi tersebut, sudah dikoordinasikan dengan para produsen tahu dan tempe di Kabupaten Kudus. Bagi pengusaha tahu dan tempe yang tidak bisa menaikkan harga jual di pasaran bisa berhenti sementara.

"Sedangkan yang bisa menaikkan karena didukung konsumen, terutama para konsumen partai besar bisa tetap produksi dengan harga jual menyesuaikan kenaikan harga bahan baku," ujarnya.

Untuk stok kedelai impor sendiri bagi perajin tahu dan tempe di Kabupaten Kudus tersedia cukup karena di gudang Primkopti Kabupaten Kudus tersedia 50-an ton.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Perajin Tahu Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kudus Bambamg Sutrisno mengakui khawatir dengan lonjakan harga kedelai impor karena selama ini belum pernah dialami.

"Harga beli kedelai saat ini merupakan yang paling tinggi selama menekuni usaha pembuatan tahu," ujarnya.

Terkait permintaan tahu di pasaran, katanya, belum mempengaruhi produksinya karena masih stabil dengan 7 kuintal kedelai per harinya.

Sementara harga jualnya, kata dia, ada kenaikan dari sebelumnya per papan Rp22 ribu, kini ada kenaikan dengan menyesuaikan kemampuan pasar. Harga jual eceran dari sebelumnya Rp 6.000 per 10 biji, kini naik menjadi Rp 8.000-an.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement