Kamis 07 Jan 2021 16:30 WIB

Harga Kedelai Naik, Pembuat Tempe Kurangi Bobot Produknya

Agar harga tempe tidak naik dan memberatkan konsumen, bobot tempe dikurangi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Pekerja memproduksi tempe di Kecamatan Bhayangkara, Kota Jayapura, Papua, Rabu (6/1/2021). Produsen tempe tersebut menyatakan usahanya terancam gulung tikar jika bahan baku kedelai tembus Rp1 juta rupiah per karung 50 kg, karena sejak tiga bulan terakhir harga bahan baku kedelai terus naik dari Rp380.000 per karung ukuran 50 kg menjadi Rp500.000 per karung.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Pekerja memproduksi tempe di Kecamatan Bhayangkara, Kota Jayapura, Papua, Rabu (6/1/2021). Produsen tempe tersebut menyatakan usahanya terancam gulung tikar jika bahan baku kedelai tembus Rp1 juta rupiah per karung 50 kg, karena sejak tiga bulan terakhir harga bahan baku kedelai terus naik dari Rp380.000 per karung ukuran 50 kg menjadi Rp500.000 per karung.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Pembuat tempe di Kota Pontianak mengurangi bobot tempe yang dijual agar harga tidak mahal. Hal ini dilakukan sebagai dampak harga bahan baku yang mengalami kenaikan hingga 30 persen.

Saat ini bahan baku tempe berupa kacang kedelai harganya Rp 9.300 per kilogram naik dari sebelumnya Rp 7.000-7.500 per kilogram. "Agar harga tempe tidak naik di tingkat konsumen bobot tempe yang kita jual dikurangi saja,” ujar pembuat tempe di Kota Pontianak, Nasih Amin, di Pontianak, Kamis.

Baca Juga

Pemilik merek Tempe Asli HB Pontianak menyebut saat normal bobot tempel 400 gram. Namun ketika kondisi bahan baku naik signifikan bobot tempe diturunkan menjadi hanya 360 gram per potong.

“Intinya soal ini, kalau kita naikkan harga agak sedikit berat. Jadi kami lebih memilih mengurangi bobot tempe saja. Kita berharap kondisi ini segera berlalu sehingga aktivitas usaha dan harga di tengah masyarakat terus normal dengan bobot normal pula,” kata dia.

Pemasok kedelai di Kalbar bernama Eko membenarkan bahwa saat ini harga kedelai berkisar Rp 9.500 atau naik dari harga sebelumnya. ”Harga memang ada kenaikan yakni mulai Rp7.500 per kilogram sampai Rp9.500 per kilogram hingga sekarang,” sebut dia.

Eko menjelaskan kondisi ini berdampak pada menurunnya permintaan kedelai. Permintaan juga menurun lantaran saat tahun baru banyak pembuat tempe libur karena pembeli dirasa kurang saat itu. Penurunan permintaan kedelai mencapai 20 persen.

"Kendati mengalami kenaikan harga dan penurunan permintaan, tapi secara umum suplai kedelai masih cukup memadai. Kita berharap harga kembali stabil dan pasokan berjalan lancar," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement