Ahad 10 Jan 2021 18:13 WIB

Pilot SJ 182 Sempat Bantu Biaya Keponakan yang Positif Covid

Keluarga mengenal Kapten Afwan sebagai figur dermawan yang selalu mau membantu.

Rep: Febrian Fachri / Red: Ratna Puspita
Kapten Pilot Afwan, Kapten pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu
Foto: Dok pribadi
Kapten Pilot Afwan, Kapten pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Kakak sepupu dari Kapten Afwan, Yarni Mahmud, mengatakan, Afwan merupakan figur dermawan yang selalu mau membantu sanak saudara yang sedang kesusahan. Bahkan, Yarni mengatakan, sebelum berangkat menerbangkan Sriwijaya Air SJ 182 dari Jakarta tujuan Pontianak kemarin, Afwan mentransfer sejumlah uang kepada salah seorang keponakan yang sedang dalam perawatan karena positif Covid-19. 

"Jadi, anak adik ibu namanya Ihsan kan sedang positif Covid-19. Diisolasi mandiri. Butuh cukup banyak biaya. Sebelum berangkat, Aan (nama akrab Kapten Afwan) mengabarkan kalau dia baru saja transfer untuk Ihsan," kata Yarni, di kediamannya di Nagari Sungai Jambu, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Ahad (10/1). 

Baca Juga

Sebelumnya, menurut Yarni, keluarga besar mereka melalui grup Whatsapp memang sudah melakukan galang dana untuk membantu Ihsan. Penggalangan dana memang kerap mereka lakukan ketika ada kerabat yang sedang membutuhkan. 

"Di grup Whatsapp itu Aan bilang, kalau dia udah transfer uang untuk Ihsan," kata dia.

Yarni juga mengatakan, sosok Afwan sangat penting di tengah keluarga. Selain dermawan, Afwan merupakan sosok yang ramah, santun, dan soleh. Karena itu, Yarni mengaku informasi hilangnya SJ 182 yang dipiloti oleh Afwan merupakan kabar yang berat bagi keluarga besar mereka. 

Kapten Afwan adalah putra asal Sungai Jambu, Tanah Datar. Ia putra kandung dari almarhum Zamzami dan Almarhum Rosmalia Jamil. Kapten Afwan diketahui selama ini berdomisili di Cibinong, Kabupaten Bogor.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11 ribu kaki dan saat menambah ketinggian di 13 ribu kaki.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement