Selasa 12 Jan 2021 10:35 WIB

Ini Hasil Temuan Tim Geologi Unpad di Longsor Sumedang

Struktur tanah dan batuan termasuk ke dalam bagian batuan vulkanik Qyu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Foto udara bencana tanah longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). Tim SAR gabungan masih mencari sedikitnya 24 korban hilang yang telah terdata akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (9/1) lalu.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Foto udara bencana tanah longsor di Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). Tim SAR gabungan masih mencari sedikitnya 24 korban hilang yang telah terdata akibat bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (9/1) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan survei geologi di kawasan bencana longsor di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Senin (11/1). Survei dilakukan untuk menganalisis struktur geologi di kawasan permukiman tersebut.

Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad Dr Dicky Muslim, M.Sc. mengatakan, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Unpad, Ikatan Ahli Geologi Indonesia, serta sejumlah alumni FTG Unpad ditemukan bahwa wilayah yang terjadi longsor tersebut memiliki kontur lahan yang curam.

Baca Juga

“Tadinya wilayah ini bekas tambang batu dan tanah urugan, lalu kemudian diratakan dan dijadikan perumahan,” ujar Dicky saat diwawancarai Kantor Komunikasi Publik Unpad, Senin (11/1) malam.

Secara geologi, kata dia, struktur tanah dan batuan di wilayah Perumahan SBG Desa Cihanjuang termasuk ke dalam bagian batuan vulkanik Qyu. Dalam Peta Geologi yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM, batuan vulkanik Qyu merupakan produk batuan vulkanik muda yang belum bisa dipisahkan, sehingga masih bercampur antara lapisan keras dengan yang halus.