REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu China Wang Yi pada Rabu (13/1). Kerja sama ekonomi dan kesehatan menjadi topik utama pembicaraan mereka.
Retno mengungkapkan, pada Februari tahun lalu, menlu negara anggota ASEAN dan China telah melakukan pertemuan di Laos. Itu merupakan pertemuan perdana dalam rangka merespons pandemi Covid-19.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, terdapat beberapa kemajuan kerja sama antara lain kontribusi China dalam mendukung inisiatif Public Health Cooperation Initiative: Program on Public Health Emergency Preparedness Capacity (PROMPT).
Selain itu China juga berkontribusi untuk ASEAN Covid-19 Response Fund. "Dari sisi bilateral, sejak awal pandemi, kita telah melakukan kerja sama dengan berbagai negara, termasuk RRT (Republik Rakyat Tiongkok), baik di bidang penyediaan alat diagnostik, terapeutik, dan vaksin," kata Retno dalam konferensi pers bersama Wang Yi di Gedung Pancasila, Kemlu.
"Ke depan saya menyampaikan kepada State Councillor Wang Yi, rencana Indonesia untuk membangun ketahanan kesehatan nasional, antara lain melalui kemandirian industri obat, bahan baku, dan alat kesehatan. Indonesia bermaksud menjalin kerja sama dengan RRT dan negara lain, terkait rencana ini," ujar Retno.
Selain itu, Retno dan Wang turut membahas kerja sama ekonomi. Retno mengatakan kunci kerja sama ekonomi adalah saling menguntungkan. "Dalam pertemuan bilateral tadi, saya menekankan kembali beberapa hal terkait kerja sama ekonomi. Pertama, perlu terus diupayakan perdagangan yang meningkat dan lebih seimbang," ucapnya.
Terkait hal itu, Retno menyambut baik naiknya ekspor Indonesia ke China sebesar lebih dari 10 persen tahun lalu. Padahal perekonomian global sedang terguncang akibat pandemi Covid-19.
Retno turut menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam perdagangan. "Terutama saya sebutkan akses pasar bagi ekspor unggulan Indonesia ke Tiongkok, misalnya produk perikanan, buah tropis, sarang buruk walet, dan tentunya kelapa sawit," ujarnya.