REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan, hingga Jumat (15/1) pukul 14.30 WIB, dirinya tidak mengalami kendala maupun gejala usai disuntik vaksin Covid-19, Sinovac. Uu menjadi salah satu peserta vaksinasi Covid-19 perdana di Provinsi Jabar.
Saat penyuntikan, Uu nyaris gagal divaksin akibat tensi darahnya terlalu tinggi. Setelah diminta beristirahat, akhirnya berhasil disuntik vaksin asal China itu di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Kamis (14/1) kemarin.
Uu memberikan penjelasan tentang yang dialami tubuhnya usai disuntik vaksin Sinovac. Menurutnya, efek pegal hingga demam yang dikhawatirkan terjadi usai disuntik ternyata tidak dialami Uu. Bahkan, Uu tidak mengalami efek apa pun. "Alhamdulillah, sampai saat ini saya sehat. Ternyata, tidak ada efek apa-apa, tidak ada kendala maupun gejala," ungkap Uu saat dimintai testimoninya usai disuntik vaksin Sinovac melalui sambungan telepon selularnya, Jumat (15/1).
Uu mengaku, tengah melaksanakan kegiatan kedinasannya di wilayah perbatasan Jabar-Jateng ini mengaku, usai divaksin, dirinya langsung berkegiatan seperti biasanya tanpa kendala apa pun. "Saya sekarang sedang di wilayah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, saya beraktivitas seperti biasa, tidak ada kendala," katanya.
Oleh karena itu, Uu mengimbau seluruh masyarakat Jabar tidak meragukan vaksinasi Covid-19. Terlebih, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac, termasuk MUI yang telah mengeluarkan fatwa halal dan suci. "Saya imbau masyarakat tidak meragukan lagi vaksin Sinovac, jangan takut juga," katanya.
Senada dengan Uu, Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Jabar, Jamjam Erawan, pun mengaku tidak merasakan gejala apa-apa setelah disuntik vaksin Covid-19. "Saya tidak merasakan efek apa-apa, malah tidur tadi malam sangat nyenyak. Bangun di pagi ini malah lebih percaya diri, lebih semangat, dan lebih menyenangkan," kata Jamjam.
Jamjam juga mengimbau masyarakat agar tidak cemas dan tidak khawatir dengan vaksinasi Covid-19. Apalagi, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu upaya menangani pandemi.
"Insya Allah, warga Muhammadiyah sudah siap divaksin untuk mencegah penyebaran Covid-19 dalam upaya menyehatkan dan menyelamatkan masyarakat Jabar menuju Jabar Juara Lahir Batin," katanya.
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Jabar Pendeta Paulus Wiyono mengatakan, dalam masa observasi selama 30 menit untuk mengawasi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) hingga 24 jam usai penyuntikan, dirinya pun tidak merasakan efek samping apa-apa. "Tidak ada bekas memar atau reaksi dibekas suntikan. Tidak ada efek samping yang dirasakan dalam observasi 30 menit setelah divaksin sampai saat ini," kata Paulus.