REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terus bergerak untuk turut mengatasi dampak virus korona-baru di Tanah Air. Salah satunya melalui penerjunan tim yang khusus menangani pemakaman jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Bahkan, tak jarang mereka harus menghadapi berbagai rintangan di lapangan.
Itu seperti dialami para anggota MDMC Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Empat orang di antaranya membantu proses pemakaman dengan standar protokol pencegahan Covid-19 di Pantog Kulon, RT 010 RW 005, Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, DIY, Selasa (12/1).
Untuk sampai ke lokasi permakaman, mereka harus melalui jalan setapak yang terjal dan menyeberangi sungai. Sekretariat MDMC Kulon Progo Sunarwibowo mengatakan, dalam proses pemakaman ini, pihaknya bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mendampingi Satgas Covid-19 Desa Banjaroyo, Kalibawang.
“Untuk tempat mengapa dipilih yang ada di makam itu, karena makam itu adalah makam keluarga. Semua keluarga besar (pasien) dimakamkan di situ. Jadi, apa pun yang dipilih dari pihak keluarga, kita mengikuti,” ujar Sunarwibowo, seperti dikutip Republika dari laman resmi Muhammadiyah, Jumat (15/1).
Proses pemakaman dapat diselesaikan dengan baik meskipun kondisi jalan yang cukup terjal dan berliku-liku. Apalagi, lanjut dia, tanah yang tim MDMC Kulon Progo lalui saat itu cukup licin disebabkan kondisi musim hujan. “Apabila musim hujan, maka jalan menuju ke sana sukar dilalui. Sehingga jalan satu-satunya paling dekat adalah lewat jalan setapak yang melewati kali itu,” ungkapnya.
“Jadi memang kondisi medan di daerah Kulon Progo seperti ini, perbukitan menoreh. Kadang, jalan setapak yang harus kita lewati cukup menantang dan mengasikkan. Banyak jalan menuju ke arah makam masih setapak juga, melewati perbukitan kadang menyusuri sungai,” sambungnya.
Sunarwibowo menambahkan, bagi pihaknya pemakaman dengan standar protokol pencegahan Covid-19 tetap harus dilakukan meskipun situasi dan medan yang menantang. Apabila ditunda-tunda, risiko yang muncul akan semakin kurang baik. Karenanya, ia mengaku bersyukur tim MDMC Kulon Progo dapat melaksanakan tugas mereka dengan optimal.
“Apalagi kalau pas hujan itu juga sangat tidak mendukung bagi tim untuk melakukan penguburan tetapi dengan segala pertimbangan dan resiko pemakaman harus tetap dilakuakn bila semaklin ditunda akan kurang baik,” kata dia.
Tim MDMC Kulon Progo berkhidmat untuk membantu para pasien Covid-19. Menurutnya, seluruh awak MDMC bergerak dengan keyakinan memenuhi panggilan hati dan jiwa.
"Mereka selalu siap membantu (dalam) apa pun kondisi, apa pun bentuk jalannya, baik siang dan malam. Karena, sudah menjadi panggilan hati untuk berbagi dan membantu," tuturnya.
Kru yang terlibat dari MDMC ada empat orang dengan peralatan dan kendaraan yang memadai. Selain Sunarwibowo, tercatat ada Azhari, Yusuf, dan Wakijo.