REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan, Raden KH Abd Hamid bin KH Ahmad Mahfud Zayyadi meninggal dunia pada Jumat (15/1). Umat Islam kembali kehilangan salah satu ulama besarnya, khususnya di Pulau Madura.
Kabar duka ini dibenarkan alumni Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, Ali Rido. Menurut dia, Kiai Hamid meninggal dunia di usia sekitar 70 tahun. “Meninggal tadi Jumat sekitar pukul 14.30 an, karena umur beliau sudah sepuh,” ujar saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (15/1).
Selain karena sepuh, menurut Ali, Kiai Hamid juga sudah sakit sejak 2012 lalu. Sebagai santrinya, Ali pun menjelaskan sosok Kiai Hamid sebagai ulama yang paling karismatik di Kabupaten Pamekasan.
“Beliau sosok yang sangat karismatik dan sangat bijaksana. Di masa kepemimpinan beliau ini, pertumbuhan Bata-Bata sangat pesat, mulai dari pendidikan sampai jumlah santinya,” ucapnya.
“Kalau di Pamekasan, beliau tokoh paling karismatik. Beliau jadi tumpuan dari semua permasalahan kehidupan, sosial, maupun politik,” imbuhnya.
Menurut dia, Kiai Hamid juga dikenal sebagai seorang muhaddits yang hafal sampai 5.000 hadits. Namun, menurut Ali, dalam berdakwah Kiai Hamid lebih fokus mengurus pesantren untuk mendidik para kader ulama dan kiai. “Beliau lebih fokus mengurus pesantren. Yang ngurus pesantren sekarang dilanjutkan putranya,” kata Ali.
Jenazah Kiai Hamid dikebumikan di makam yang berada di Komplek Pesantren Bata-Bata. Menurut Ali, para santri tetap mendoakan Kiai Hamid sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
Apalagi, Pesantren Bata-Bata sendiri juga ditetapkan sebagai pesantren tangguh di masa pandemi ini. “Tadi beliau dimakamkan sebelum Maghrib di makam yang ada di komplek pesantren,” tutupnya.