Ahad 17 Jan 2021 18:36 WIB

Ratusan Pelanggaran Terjadi Selama PTKM di Sleman

Sosialisasi dan pemantauan akan terus dilakukan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Pengunjung memilih produk di pusat perbelanjaaan, Yogyakarta, Rabu (13/1). Pemberlakuan pengetatan terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) di Yogyakarta berimbas anjloknya pengunjung pusat perbelanjaan. Selain itu, pusat perbelanjaan juga harus tutup lebih cepat pada 19.00 WIB. Masa PTKM berlangsung hingga 25 Januari mendatang.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pengunjung memilih produk di pusat perbelanjaaan, Yogyakarta, Rabu (13/1). Pemberlakuan pengetatan terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) di Yogyakarta berimbas anjloknya pengunjung pusat perbelanjaan. Selain itu, pusat perbelanjaan juga harus tutup lebih cepat pada 19.00 WIB. Masa PTKM berlangsung hingga 25 Januari mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) turut berlangsung di Kabupaten Sleman mulai 11 Januari 2021. Satu pekan pertama, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman sudah mendapatkan sejumlah pelanggaran.

Pembinaan dan pemantauan sampai 16 Januari 2021 mencapai 301 tempat. Ditemui tujuh pelanggaran tidak memakai masker, 37 tidak jaga jarak, 77 tempat yang kurang sarana prasarana prokes, dan 71 pelanggaran terkait waktu operasional.

Satgas yang terdiri dari Satpol PP, TNI, Polri dan SKPD Sleman memberi pula tindakan hukum. Ada 277 kali sosialisasi, 13 teguran lisan, tujuh pembubaran kerumunan dan delapan tempat usaha diberi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Kabag Humas dan Protokol Setda Sleman, Shavitri Nurmala Dewi mengatakan, dilakukannya sosialisasi dan pemantauan kegiatan masyarakat dan pelaku usaha didasarkan Instruksi Bupati Sleman Nomor 1 & 2 Tahun 2021 tentang PTKM.

"Harapannya, masyarakat patuh dan meningkatkan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19 sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19," kata Evi, Ahad (17/1).

Ia menekankan, sosialisasi dan pemantauan akan terus dilakukan. Sasaran kegiatan menyasar titik-titik seperti tempat usaha kuliner, tempat hiburan, Spa, pasar modern dan tempat-tempat umum yang sering berkerumun masyarakat.

"Kegiatan sosialisasi dan pemantuan juga telah dilakukan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di tingkat kapanewon maupun kalurahan," ujar Evi. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement