Senin 18 Jan 2021 14:52 WIB

Korsel Minta Joe Biden Lanjutkan Pembicaraan dengan Korut

Korsel menyebut pemerintahan Biden akan menjadi titik balik dialog AS-Korut yang baru

Red: Nur Aini
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in
Foto: Kim Ju-sung/Yonhap via AP
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden, harus mengadakan pembicaraan dengan Korea Utara untuk membangun kemajuan yang telah dibuat Presiden Donald Trump dan pemimpin Kim Jong-un.

"Pelantikan pemerintahan Biden akan menandai titik balik untuk memulai dialog AS-Korea Utara yang baru, dialog Selatan-Utara, untuk mewarisi pencapaian yang telah dibuat di bawah pemerintahan Trump," kata Moon pada konferensi pers tahun baru, Senin (18/1).

Baca Juga

"Dialog dapat meningkatkan kemajuan jika kita memulai kembali dari Deklarasi Singapura dan mencari langkah konkret dalam negosiasi," ujar Moon melanjutkan.

Biden akan mulai menjabat pada Rabu (20/1), di tengah kebuntuan berkepanjangan dalam negosiasi yang bertujuan menghentikan program nuklir dan rudal Korea Utara dengan imbalan pengurangan sanksi AS.

Moon, yang menawarkan untuk menjadi mediator antara Pyongyang dan Washington, mengatakan, dia akan mencari kesempatan awal untuk mempromosikan Korea Utara sebagai prioritas kebijakan luar negeri Biden sehingga dia akan menindaklanjuti kesepakatan yang dicapai Trump dan Kim pada pertemuan puncak pertama mereka di Singapura pada 2018.

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan di Singapura, kedua pemimpin berjanji membangun hubungan baru dan bekerja menuju denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun, usai KTT kedua Trump dan Kim di Vietnam pada 2019, mereka tidak mencapai kesepakatan dan pembicaraan tingkat kerja berikutnya pun gagal.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement