REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—-Menurut analisa Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Citeko, banjir bandang yang melanda Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, pada Selasa (19/1) disebabkan karena hujan yang terjadi terus menerus pada hari sebelumnya.
Pengamat cuaca dari Stasiun BMKG Citeko, Rosi Indah Fajriyanti menjelaskan, pada Senin (18/1) di kawasan tersebut, terjadi hujan terus menerus. Di mana, curah hujan terbesar sempat terjadi pada pukul 13.00 WIB.
“Dengan curah hujan terbesar pada jam 13.00 WIB, tercatat sebesar 51,4 mm/jam. Dapat dikatakan, kejadian hujan tersebut dalam kategori hujan sangat lebat yang menyebabkan banjir,” ujar Rosi melalui keterangannya, Selasa (19/1).
Rosi menjelaskan, berdasarkan analisis Citra Satelit Himawari, pada waktu dan lokasi kejadian menunjukkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Puncak Bogor. Sehingga menyebabkan hujan ringan, hingga hujan sedang mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB.“Hujan terjadi secara terus menerus, curah hujan kumulatif selama 24 jam yang ditakar pada Stasiun Meteorologi Citeko tercatat sebesar 70 mm,” jelasnya.
Untuk itu, Rosi memberikan imbauan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap fenomena bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi sewaktu-waktu di musim hujan saat ini. “Hindari daerah bukit atau tebing, serta daerah aliran sungai dan pohon-pohon tinggi yang dapat berpotensi terjadinya guguran tanah atau bebatuan, longsor, banjir dan pohon tumbang,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Desa Tugu Selatan, M. Eko Windiana menerangkan, berdasarkan keterangan warga, aliran air Sungai Cisampay yang bermuara ke Sungai Ciliwung sudah mulai membesar pada pukul 03.00 WIB. Sekitar pukul 06.00 WIB air membludak, kemudian baru pada pukul 09.00 WIB air keluar dari aliran dan melewati rumah-rumah warga.
“Sekitar jam 09.00 WIB, air mulai keluar beserta dengan lumpur, batu, dan kayu. Sebelumnya, mata air Curug Cisampay memang sempat longsor sehingga material longsorannya menyumbat. Ditambah curah hujan tinggi,” ujarnya.
Saat ini, Eko mengatakan, sebagai langkah antisipasi, sekitar 900 jiwa warga diungsikan di Gedung Wisma Gunung Mas. Sebab, dikhawatirkan curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir susulan.“Karena khawatir jika curah hujan tinggi, warga diungsikan di Gedung Wisma Gunung Mas, ada juga yang dibawa ke rumah keluarga masing-masing,” tuturnya.