REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, keterisian tempat tidur (bed) isolasi mencapai 80 persen. Untuk itu, pihak Pemkot berupaya menambah kapasitas bed isolasi di seluruh rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.
"Sekarang (bed) sudah melebihi dari target yang disanggupi oleh rumah sakit. Artinya kapasitas kamar di rumah sakit sudah ditingkatkan dan komitmen mereka (rumah sakit) akan meningkatkan terus," kata Heroe yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta tersebut.
Data per 17 Januari 2021 lalu, total bed isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Kota Yogyakarta sebanyak 229. Jumlah ini, katanya, sudah meningkat dibandingkan ketersediaan awal yang hanya 128 bed.
Heroe menyebut, penambahan kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 ini dilakukan sebagai upaya merespons kenaikan kasus positif Covid-19 di Kota Yogyakarta. Untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, hanya pasien dengan kondisi sedang dan berat.
Sementara, pasien Covid-19 dengan kondisi ringan dan tidak bergejala, ditempatkan di shelter. Bahkan, ada pasien Covid-19 yang tidak bergejala hanya diminta melakukan isolasi mandiri.
Saat ini, pihaknya tengah mengkaji terkait penambahan shelter penanganan Covid-19. Direncanakan rumah dinas pemerintah yang tidak terpakai untuk dijadikan shelter. "Sedang kita kaji penambahan shelter, yang sedang kita siapkan adalah semua rumah dinas camat yang tidak digunakan," ujarnya.
Untuk saat ini, pihak Pemkot masih mengumpulkan data yang dapat dijadikan shelter. Heroe juga meminta balai RT dan RW, balai desa hingga masjid juga dapat dijadikan sebagai shelter penanganan Covid-19. "Seperti di masjid yang ada di Kotagede yang bisa menampung hingga 10 orang," ujarnya.