REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menggandeng Pusat Riset dan Inovasi (Purino) Perkeretaapian Institut Teknologi Sumatera (Itera) dalam mengkaji keamanan jembatan kereta api (KA) yang sudah berusia tua di Indonesia. Pelibatan Itera menyusul runtuhnya jembatan KA di Sungai Glagah, Brebes, Jawa Tengah pada Senin (11/1).
Purino Perkeretaapian Itera bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT KAI Divisi Regional (Divre) IV Tanjungkarang, telah melakukan penelitian dan pengembangan pengelolan sistem monitoring jembatan KA melalui Structural Health Monitoring System (SHMS). Penelitian pada jembatan KA BH 77 di Tegineneng, Tanjungkarang-Martapura, Lampung.
Kepala Purino Perkeretaapian Itera Sony Julison menyatakan, musibah robohnya jembatan KA di Brebes tersebut memicu diskusi tim BPPT dan Itera yang selama ini melakukan penelitian pengawasan kondisi prasarana jembatan KA melalui metode SHMS. Penelitian tersebut relevan dengan kondisi jembatan-jembatan KA di Indonesia, sehingga KNKT mengundang Itera dan ahli trasnportasi KA mengkaji keamanan jembatan secara nasional.
Purino KA Itera bersama BPPT telah menggalang kerja sama yang lebih luas lagi dengan KNKT dan KAI tentang SHMS. "Dalam waktu dekat kami akan diskusi lebih lanjut dengan KNKT untuk menentukan sejumlah jembatan KA lain yang akan dijadikan objek penelitian dan implementasi SHMS," ujar Sony dalam keterangan persnya, Rabu (20/1).
Untuk tahap awal, Kepala Purino Perkeretaapian dan dosen Itera di antaranya M Abi Berkah Nadi dan Nurmagita Pamursari terlibat dalam membahas kasus robohnya jembatan KA BH 1120. Dalam diskusi tersebut tim Itera memberikan saran dan masukan dalam kajian keamanan jembatan di Indonesia, mengingat jembatan KA sudah berumur tua.