REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Frank Lampard diprediksi akan kehilangan pekerjaannya sebagai pelatih Chelsea kecuali hasil dan penampilan timnya yang membaik. Lampard berada di bawah tekanan besar menyusul kekalahan 0-2 melawan Leicester City, pada Rabu (20/1).
Hasil itu membuat Chelsea tergelincir ke urutan kedelapan papan klasemen sementara Liga Primer Inggris. Itu juga merupakan kekalahan kelima dalam delapan pertandingan Liga Primer klub.
Padahal, Chelsea telah menghabiskan 200 juta poundsterling di jendela transfer musim panas untuk belanja pemain seperti Hakim Ziyech, Timo Werner, dan Kai Havert.
Chelsea pun diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Liga Primer untuk pertama kalinya sejak 2017, tetapi hasil yang buruk telah mengurangi prospek gelar the Blues. Sekarang, Chelsea terpaut sembilan poin dari pemuncak klasemen Liga Primer, Manchester United.
Usai pertandingan, dilansir Skysports, Lampard mempertahankan penampilan transisi terakhirnya di Chelsea, tetapi mengakui bahwa masa depannya di klub berada di luar kendalinya. Ia selalu secara terbuka mengakui tekanan yang menyertai pelatih Chelsea dan setiap keputusan akhir tentang masa depannya akan diambil oleh pemilik klub, Roman Abramovich.
Pertandingan Chelsea yang akan datang adalah melawan Luton Town di Piala FA akhir pekan ini, Wolves (27 Januari), dan Burnley (31 Januari). Itu sangat penting bagi Lampard, sebelum perjalanan tandang ke Tottenham Hotspur pada 4 Februari 2021.
Mantan pelatih Juventus Massimiliano Allegri dan Thomas Tuchel, yang digantikan oleh Mauricio Pochettino di Paris Saint-Germain (PSG) bulan lalu, keduanya akan tertarik menjadi pelatih Chelsea jika pekerjaan itu tersedia.
Chelsea akan membuat perubahan jika yakin ada pelatih lain yang bisa mendapatkan lebih banyak hal positif dari kelompok pemain saat ini. Namun dewan klub menyadari bahwa pelatih baru Liga Primer lainnya seperti Mikel Arteta dari Arsenal dan Ole Gunnar Solskjaer dari Manchester United juga telah melalui masa-masa sulit musim ini dan mengubah nasib masing-masing tim.