REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKOCITY -- Pemerintah Meksiko memuji keputusan Presiden AS terpilih Joe Biden untuk menghentikan proyek kontroversial pendahulunya untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan kedua negara. Pembangunan tembok itu direncanakan oleh mantan Presiden Donald Trump.
"Meksiko menyambut baik akhir dari pembangunan tembok, inisiatif imigrasi yang mendukung DACA dan jalan menuju kewarganegaraan ganda," kata Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard dilansir dari kantor berita Bernama pada Jumat (22/1).
Pada hari pelantikannya, Biden menandatangani sebuah memorandum untuk melestarikan program Deferred Action for Childhood Arrivals, atau DACA, yang melindungi migran yang tiba di negara itu sebagai anak-anak agar tidak dideportasi. Biden juga menandatangani undang-undang imigrasi yang akan membuka jalan bagi jutaan migran menuju kewarganegaraan AS.
Sejak awal, pembangunan tembok perbatasan adalah subjek kontroversial. Keputusan itu sering berakhir dengan gesekan antara Meksiko dan Amerika Serikat.
Selama pemerintahan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, kedua pemimpin mendekati masalah ini lebih melalui diplomasi. Misalnya Trump berterima kasih kepada Lopez Obrador atas dukungannya dalam mengirim pasukan untuk berpatroli di perbatasan AS-Meksiko.
"Saya ingin berterima kasih atas persahabatan dan hubungan kerja profesionalnya. Kami sebenarnya memiliki 27.000 tentara Meksiko yang menjaga perbatasan kami selama dua tahun terakhir," tulis Trump pekan lalu.