REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong pengembangan dana sosial syariah melalui wakaf uang. Wapres mengatakan, pengembangan wakaf uang di Indonesia saat ini belum maksimal. Padahal, menurut perhitungan Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi wakaf Indonesia sangat besar yakni mencapai Rp180 Triliun per tahun.
"Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, masyarakat Indonesia juga dikenal memiliki tingkat kedermawanan yang tinggi, potensi wakaf uang yang besar itu perlu dioptimalkan," ujar Ma'ruf saat hadir secara virtual di acara Munas ke-V Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Sabtu (23/1).
Ma'ruf mengatakan, wakaf selama ini hanya dikenal sebagai 4 M yakni wakaf masjid, musholla dan madrasah dan maqbaroh/kuburan. Karena itu, Ma'ruf mengatakan, Pemerintah melalui KNEKS, BWI dan para stakeholder yang lain tengah melakukan upaya transformasi wakaf menuju wakaf produktif yang dikelola secara profesional.
Pemerintah akan mencanangkan Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dalam rangka menggelorakan masyarakat untuk melakukan wakaf. "GNWU ini rencananya akan diresmikan secara langsung oleh Bapak Presiden pekan depan, InsyaAllah," ungkapnya.
Ma'ruf berharap, melalui GNWU, dana wakaf sebagai dana abadi umat ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan sosial yang lebih luas termasuk untuk kegiatan pemberdayaan umat.
Namun tak kalah penting, kata Ma'ruf, KNEKS juga mendorong pengembangan usaha syariah, untuk menumbuhkan dan meningkatkan kapasitas usahawan-usahawan syariah. Ia mengatakan, melalui upaya-upaya inkubasi dapat mendorong usahawan menjadi pengusaha menengah atau besar.
"Jadi ada upaya-upaya untuk di dorong supaya ada peningkatan-peningkatan baik di pusat-pusat maupun daerah-daerah.