Ahad 24 Jan 2021 02:38 WIB

Buntut Pencopotan Winston Churcill oleh Biden

Joe Biden mencopot Patung Churchill, dan menggantinya dengan beberapa patung baru

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Winston Churcill
Foto: Al-arabiya
Winston Churcill

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kedutaan Amerika Serikat di London menanggapi rumor keretakan AS-Inggris menyusul laporan Presiden AS Joe Biden mencopot patung tokoh Inggris Sir Winston Churchill di kantornya. Kedutaan AS menegaskan, pihaknya menghormati hubungan yang baik antara kedua negara.

"Kami telah melihat beberapa diskusi tentang Patung Churchill, jadi kami hanya ingin mengingatkan semua orang tentang hubungan istimewa (kedua negara) yang sebenarnya," kata cuitan Kedutaan AS di London, dalam Twitter resminya, dilansir di Al-arabiya, Sabtu (23/1).

Setelah dilantik sebagai Presiden AS ke-46, Joe Biden mencopot Patung Churchill, dan menggantinya dengan beberapa patung baru seperti pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King, Rosa Parks, serta Latino Cesar Chavez. hal ini menyebabkan warganet Inggris marah di media sosial. Mereka menilai pencopotan ini sebagai penghinaan atas hubungan istimewa kedua negara.

Di dalam video penjelasan yang diunggah oleh Kedutaan AS di London, menunjukkan bendera kedua negara dan saat ketika mantan pemimpin kedua negara melakukan pertemuan. Video tersebut pada dasarnya menunjukkan hubungan bilateral antara kedua negara yang erat selama beberapa dekadek.

Video itu disambut reaksi beragam dari warganet Inggris. Para warganet menyebut seharusnya AS mengembalikan Patung Churchill ke Inggris daripada hanya mencopotnya.

Al-arabiya mengutip perkataan seorang warganet, yang menilai tindakan Joe Biden tidak hormat. Patung sebagai simbol persahabatan kedua negara tersebut menunjukkan rasa hormat, dan sejarah yang sama antara dua sekutu menghadapi masalah di tahun 1940.

"Jika Biden tidak menginginkannya, kembalikan," tulis warganet tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melalui juru bicaranya mengatakan Biden memiliki kesamaan nilai dan prioritas dengan Inggris. Misalnya dalam mengatasi perubahan iklim dan proses pemulihan dari Covid-19.

"Perdana Menteri Inggris selalu memiliki hubungan dekat dengan Presiden AS dan itu akan terus berlanjut," kata juru bicara tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement