Ahad 24 Jan 2021 08:55 WIB

Iran Belum Jalani Vaksinasi, Kandidat Vaksin Disiapkan

Iran belum melakukan Program Vaksinasi Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Iran belum melakukan Program Vaksinasi Covid-19. Vaksin (ilustrasi)
Foto: AP Photo/LM Otero
Iran belum melakukan Program Vaksinasi Covid-19. Vaksin (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan vaksinasi Covid-19 akan dimulai dalam beberapa pekan mendatang, Sabtu (23/1). Iran menjadi negara terparah dalam penyebaran virus corona di Timur Tengah. 

"Vaksin asing diperlukan sampai vaksin lokal tersedia," kata Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan televisi, tanpa memberikan rincian tentang vaksin asing yang akan digunakan. 

Baca Juga

Rouhani menambahkan bahwa tiga vaksin dalam negeri, Barekat, Pasteur dan Razi, beberapa di antaranya telah dikembangkan dengan kerjasama luar negeri. Ini dapat dimulai pada musim semi dan musim panas. 

Iran meluncurkan uji coba pada manusia terhadap kandidat vaksin domestik pertamanya akhir bulan lalu. Rouhani mengatakan ini dapat membantunya mengalahkan pandemi meskipun ada sanksi Amerika Serikat (AS) yang memengaruhi kemampuannya untuk mengimpor vaksin. 

Pernyataannya muncul ketika kematian akibat Covid-19 setiap hari turun ke level terendah lebih dari tujuh bulan. Para pejabat mengumumkan bahwa tidak ada lagi kota merah berisiko tinggi di negara itu.  

Kementerian Kesehatan menyatakan, kematian turun menjadi 69 dalam 24 jam hingga Sabtu, terendah sejak 5 Juni. “Kami untungnya dapat mengumumkan hari ini bahwa kami tidak memiliki 'kota merah' di seluruh negeri,” kata juru bicara satuan tugas virus korona nasional, Alireza Raisi. 

Awal bulan ini Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, melarang pemerintah mengimpor vaksin dari AS dan Inggris. Pelarangan dari otoritas tertinggi ini karena alasan kemungkinan kedua negara itu berusaha menyebarkan infeksi ke negara lain. 

Rouhani sendiri, sesuai dengan larangan Khamenei, mengatakan pada saat itu bahwa pemerintahnya akan membeli vaksin asing yang aman. “Ada pergerakan yang baik di bidang vaksin lokal dan asing,” kata Rouhani. 

Kuba mengatakan awal bulan ini bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan Teheran untuk mentransfer teknologi bagi kandidat vaksin virus korona paling canggi. Kedua negara bekerja sama untuk melakukan uji klinis tahap terakhir dari suntikan di Iran. 

Teheran dan Havana berada di bawah sanksi keras Amerika Serikat yang meskipun mengecualikan pengobatan. Hanya saja, sanksi ini sering kali menghalangi perusahaan farmasi asing untuk berdagang dengan kedua negara itu. 

Iran juga berpartisipasi dalam skema COVAX yang bertujuan untuk mengamankan akses yang adil ke vaksin Covid-19 untuk negara-negara miskin. Negara ini telah mencatat hampir 1,37 juta kasus dan sekitar 57.300 kematian. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement