REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhbib Abdul Wahab, Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Wakil Ketua Umum IMLA Indonesia
Sejak pertama digulirkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, gagasan merdeka belajar dan kampus merdeka menuai pro dan kontra dari banyak kalangan, terutama akademisi dan praktisi pendidikan tinggi. Meskipun bukan gagasan yang baru sama sekali, karena sebelumnya Ki Hadjar Dewantara juga pernah menggagas konsep “pendidikan yang memerdekakan”, merdeka belajar dan kampus merdeka memberi “angin segar” dan harapan baru bagi dunia kampus untuk berinovasi dan mengembangkan kolaborasi.
Gagasan merdeka belajar dan kampus merdeka sejatinya dimaksudkan agar seluruh pemangku kepentingan (stakeholders), termasuk peserta didik, menjadi agen perubahan, turut serta memberi pengaruh dan kontribusi positif dalam transformasi pendidikan tinggi di Indonesia. Taklimat Media Awal Tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudcapaian 2020 dan sasaran 2021 meliris data bahwa dengan anggaran Kemendikbud Rp 550T atau 20 persen dari total APBN 2021 Rp 2.750,02 Triliun, realisasi merdeka belajar dan kampus merdeka tentu diharapkan semakin nyata, tepat sasaran, dan efektif.
Dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan misalnya, ada sejumlah program strategis yang diproyeksikan dapat mencetak 50 ribu mahasiswa berwirausaha, 400 ribu mahasiswa Kampus Merdeka, dan 660 Prodi inovasi pembelajaran digital. Selain mendapat kebebasan mengikuti perkuliahan 3 semester di luar Prodi, baik di luar Prodi dalam perguruan tinggi yang sama maupun di luar prodi pada perguruan tinggi lain, kampus merdeka memungkinkan terjadinya inovasi dan akselerasi pengembangan keilmuan berbasis kolaborasi lintas Prodi maupun institusi.
Selama ini diskursus dan diskusi tentang merdeka belajar dan kampus merdeka, terutama di masa pandemi Covid-19, cenderung masih menyisakan beberapa pertanyaan. Misalnya, bagaimana implementasi dan operasionalisasi merdeka belajar dan kampus merdeka pada masing-masing Prodi agar terjadi inovasi dan akselerasi pengembangan keilmuan dan keterampilan? Kampus mana yang dapat dijadikan sebagai model implementasi merdeka belajar dan kampus merdeka?