REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS - Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyambut baik dialog positif saat ini dengan Turki, kata otoritas Uni Eropa pada Jumat setelah Michel bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Brussels.
"Presiden Dewan Uni Eropa menyambut baik dialog positif saat ini dan menekankan pentingnya untuk mengurangi ketegangan di Mediterania timur secara berkelanjutan," kata otoritas Uni Eropa, menambahkan Michel mendesak Cavusoglu untuk menahan diri dari kegiatan yang mungkin memicu ketegangan.
Pihak berwenang Uni Eropa mengatakan bahwa anggota Dewan Uni Eropa akan membahas hubungan dengan Turki lagi pada Maret, menambahkan bahwa blok itu "menantikan kemajuan dimulainya kembali pembicaraan eksplorasi antara Turki dan Yunani serta proses penyelesaian di Pulau Siprus".
"Presiden Dewan Uni Eropa berulang kali ingin memiliki hubungan yang konstruktif dengan Turki tetapi perlu melihat hasil nyata di lapangan," tambah pihak Uni Eropa.
Mereka juga mencatat bahwa Michel telah menyambut undangan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk berkunjung ke Ankara, dengan tanggal dan format yang belum ditentukan.
Ditambahkan bahwa agenda positif dengan Turki dapat mencakup fokus pada masalah migrasi, modernisasi serikat pabean, dan dialog sektoral 'tingkat tinggi'.
Michel mengatakan di Twitter bahwa dia telah membahas hubungan Uni Eropa-Turki dengan Cavusoglu menjelang pertemuan puncak para pemimpin UE yang akan diadakan pada Maret.
"Dialog perlu menghasilkan hasil yang nyata untuk kepentingan UE dan Turki," tegas dia.
Tiba di Brussel pada Rabu malam, Menlu Turki melakukan kunjungan dua hari untuk pembicaraan dengan pejabat tinggi Uni Eropa dan NATO.
Menteri luar negeri Turki pada Kamis bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi, termasuk Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen dan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell.
Hubungan Turki dan Uni Eropa
Hubungan Turki-Uni Eropa sempat tegang hingga akhir tahun 2020, akibat ketegangan di Mediterania Timur.
Namun hubungan mereka mendapatkan momentum positif pada bulan ini setelah kedua belah pihak berulang kali menyatakan keinginan mereka untuk melanjutkan agenda positif.
Turki dan Yunani pekan lalu mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan pembicaraan eksplorasi energi pada 25 Januari di Istanbul setelah jeda selama empat tahun.
Pembicaraan tersebut diharapkan berfokus pada sengketa bilateral, termasuk batas maritim dan hak pengeboran di wilayah tersebut.