REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI — Pemerintan Taiwan akan menempatkan lebih banyak orang yang harus menjalani karantina di rumah guna mencegah klaster domestik terbaru dari infeksi Covid-19. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Taiwan, klaster domestik yang langka tersebut terhubung dengan kasus Covid-19 di rumah sakit.
Sebelumnya, negara di Asia Timur itu dianggap telah mengendalikan penyakit infeksi virus dengan baik dengan pencegahan dini dan efektif. Sebagian besar dari 890 kasus berasal dari luar negeri.
Sejak 12 Januari, Taiwan telah menangani sejumlah kecil kasus Covid-19 yang berasal dari penularan domestik di rumah sakit. Sementara 15 orang yang terinfeksi sejauh ini berada di rumah sakit di Taoyuan, wilayah utara negara.
Pemerintah Taiwan telah membatalkan banyak acara berskala besar yang diantaranya terkait dengan Tahun Baru Imlek. Menteri Kesehatan Chen Shih-chung mengatakan bahwa pihaknya akan menambah jumlah orang yang harus dikarantina di rumah selama 14 hari, yang mungkin telah melakukan kontak dengan pasien yang terinfeksi dari klaster rumah sakit.
Shih-chung menyebutkan jumlahnya sekitar 5.000 orang. Saat ini hanya ada sekitar 1.300 yang berada di karantina. Pemerintah Taiwan telah melakukan pengujian Covid-19 pada semua orang yang telah dikarantina dan mengumumkan kasus baru di antara mereka setelah dikonfirmasi.
Taiwan memiliki sistem yang dinilai cukup baik untuk melacak orang-orang yang telah melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi. Selain itu, terdapat jaringan pemantauan elektronik untuk memastikan mereka yang menjalani karantina tetap berada di rumah.
Dilansir Asia One, sejauh ini Taiwan hanya memiliki 95 kasus Covid-19 aktif yang pasiennya menjalani perawatan di rumah sakit. Pemerintah mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hal rinci terkait setiap kasus infeksi baru.