REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berharap lebih banyak tenaga kesehatan yang terdorong segera menjalani vaksinasi Covid-19. Data Kemenkes per Selasa (26/1), jumlah tenaga kesehatan yang sudah disuntik Coronavac baru 245.685 orang. Angka ini masih jauh di bawah target vaksinasi untuk tenaga kesehatan sebanyak 1,4 juta orang.
"Vaksinasi untuk batch pertama bisa kita lakukan dalam waktu singkat. Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh dan memotivasi tenaga kesehatan agar mereka juga cepat, yang belum suntikan pertama mengejar suntikan pertama. Dan yang sudah disuntik pertama juga bisa segera menyelesaikan suntikan kedua," ujar Menkes di Istana Merdeka, Rabu (27/1).
Budi berharap banyak terhadap para tenaga kesehatan agar mau segera divaksin. Menurutnya hal ini sangat penting lantaran mereka tergolong kelompok berisiko tinggi. "Dan ingat sesudah suntikan kedua masih butuh waktu supaya antibodi terbentuk. Mungkin 2-3 minggu. Sesudah itu Insya Allah risiko kita untuk tertular bisa lebih kecil. Jadi mereka bisa bekerja lebih tenang," kata Budi.
Diberitakan sebelumnya, vaksinasi Covid-19 tahap awal yang ditujukan untuk kelompok prioritas dianggap lambat. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, jumlah penerima vaksin per Selasa (26/1) mencapai 245.685 orang. Mengingat program vaksinasi Covid-19 mulai bergulir pada 13 Januari 2021 (vaksinasi perdana kepada Presiden Jokowi), maka terhitung rerata jumlah orang yang divaksin sampai saat ini sekitar 17.500 orang setiap harinya.
Perhitungan kasarnya, dengan asumsi laju vaksinasi Covid-19 di Indonesia 17.500 orang per hari, maka dalam setahun (365 hari) program vaksinasi hanya mampu mencakup 6,4 juta orang. Hitung-hitungan tersebut memberi gambaran kondisi laju vaksinasi yang berjalan saat ini.
Baca juga : Jokowi Pakai Singlet Saat Vaksin Dosis Kedua, Ini Alasannya
Meski begitu, dalam beberapa hari tercatat jumlah orang yang divaksin cukup tinggi. Pada 25-26 Januari 2021 misalnya, ada 83.726 orang yang divaksin. Pemerintah sendiri menargetkan vaksinasi untuk kelompok prioritas sebanyak 1,48 juta orang bisa rampung akhir Februari 2021.
Pemerintah pun tidak menampik pandangan tentang lambatnya program vaksinasi Covid-19 ini. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah menjadi alasan di balik belum optimalnya vaksinasi.
"Saat ini spesifik hambatan ialah penuhnya kapasitas cold chain di beberapa daerah karena masih diisi oleh vaksin non Covid-19 yang belum sempat tersalurkan karena terhambat pandemi," ujar Wiku.
Vaksin non Covid-19 yang masih tersimpan di fasilitas cold chain di daerah membuat pasokan vaksin Covid-19 pun terhambat. Akibatnya, vaksinasi belum bisa dilakukan dengan cepat.