Kamis 28 Jan 2021 05:22 WIB

Luhut Dukung Modernisasi Pertanian dengan Alsintan

Sektor pertanian saat ini memiliki berbagai capaian positif.

Rep: m nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
 Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau teknologi alat mesin pertanian (alsintan) di Balai Besar Pengembangan Mekansiasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong,  Tangerang Selatan, Banten, Rabu (27/1).
Foto: Dok. Kementan
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau teknologi alat mesin pertanian (alsintan) di Balai Besar Pengembangan Mekansiasi Pertanian (BBP Mektan), Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (27/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG –-Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan optimistis modernisasi pertanian Indonesia bisa semakin cepat dilakukan, terutama dengan semakin berkembangnya teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) di Indonesia. Pada kunjungannya ke Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Tangerang, Banten, Rabu (27/1), Luhut melihat secara langsung sejumlah prototipe alsintan yang dibuat perekayasa BBP Mektan. 

"Kalau kita punya lahan pertanian sekitar 7 juta hektare, setengah saja kita mainkan dengan alsintan, setidaknya dampaknya bisa sampai tiga kali lipat," ujar Luhut. 

Luhut menyebut sektor pertanian saat ini memiliki berbagai capaian positif. Padahal mayoritas petani masih menggunakan cara manual. Karena itu, Luhut menilai intervensi teknologi alsintan bisa sangat mendongrak produksi nasional."Hingga sekarang, bertaninya masih belum bertani modern dan hasilnya sebenarnya masih bisa ditingkatkan melalui pupuk, benih (bibit) dan alsintan," ungkap Luhut.

Luhut berharap pertanian modern mampu meningkatkan produktivitas nasional. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, dibutuhkan penggunaan teknologi baru secara masif untuk bisa mewujudkan pertanian Indonesia yang modern. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penggunaan alsintan memang memiliki peranan penting dalam mendongrak kualitas dan kuantitas produksi pertanian nasional. Maka pihaknya pun telah memasukkan program pemberian bantuan alsintan sebagai upaya untuk pengembangan pertanian nasional. 

"Alsintan harus menjadi bagian dari program kita untuk meningkatkaan produktivitas padi, jagung, kedelai, maupun tebu. Dengan alsintan, losses bisa kita tekan tiga hingga lima persen. Padahal kalau cara manual, losses bisa mencapai 12 persen," ujar Syahrul. 

Syahrul juga meyakini para peneliti dan perekayasa yang berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) siap menjawab kebutuhan industri alsintan. Bahkan Ia meminta para peneliti dan perekayasa tersebut diberikan akses untuk terlibat dalam pengembangan setiap tahapan pembangunan pertanian, dari hulu hingga ke hilir. 

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry menyebutkan pihaknya telah menyiapkan banyak prototipe yang bisa dikembangkan oleh industri alsintan dalam negeri. "BBP Mektan memang disiapkan untuk membuat prototipe alsintan, dari pra tanam, tanam, hingga processsing," ujar Fadjry.

Balitbangtan, Fadhry katakan  sangat terbuka jika pengembangan industri alsintan dilakukan melalui sinergi antara Kementan, BPPT, BUMN, maupun sektor swasta. "Kita sudah siap dengan berbagai prototipe yang dihasilkan dan sudah banyak dilisensi. Jika 40 persen sampai 60 persen alsintan yang dibuat dari dalam negeri dan digunakan petani, kita percaya ini bisa mendongkrak produksi pertanian,"  kata Fajdry.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement