Kamis 28 Jan 2021 15:24 WIB

Harga Daging Sapi di Jakarta Masih Mahal

Sejumlah pedagang daging sapi mengaku menjual Rp 140 ribu - Rp 150 ribu per kilogram.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Yudha Manggala P Putra
Kondisi pedagang daging sapi di Pasar Puri Indah, Jakarta Barat, Kamis (28/1) yang kembali berjualan setelah melakukan aksi mogok selama tiga hari pada pekan lalu.
Foto: Republika/Flori Sidebang
Kondisi pedagang daging sapi di Pasar Puri Indah, Jakarta Barat, Kamis (28/1) yang kembali berjualan setelah melakukan aksi mogok selama tiga hari pada pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pedagang daging sapi sudah mulai kembali berjualan setelah melakukan mogok selama tiga hari pada pekan lalu. Namun, harga jual daging sapi masih cenderung mahal dibanding harga biasanya.

Salah satu pedagang daging sapi yang sudah kembali berjualan adalah Hari Wibowo (46 tahun). Ia mulai membuka los dagangannya kembali di Pasar Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat sejak Sabtu (23/1) lalu.

"(Harga daging sapi) Masih mahal. Ini saya jual Rp 140 ribu sampai Rp 150 ribu per kilogram," kata Hari saat ditemui di lokasi, Kamis (28/1).

Hari menjelaskan, harga daging sapi yang ia jual masih belum turun. Bahkan, ia menyebut, sebelum mogok jualan, harga daging sapi yang ia patok pun masih sama.

Padahal, Hari menuturkan, sebelum harga daging sapi melonjak, ia menetapkan harga jual sebesar Rp 110 ribu-Rp 115 ribu per kilogram.

"Iya, belum turun juga (harganya). Soalnya harga dari pemasok juga masih mahal banget," ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh seorang pedagang daging sapi di Pasar Palmerah, Jakarta Pusat. Umriyana (42) mengatakan, saat ini ia mematok harga daging sapi dagangannya berkisar Rp 130 ribu hingga Rp 135 ribu per kilogram.

Umriyana mengungkapkan, meski kembali berjualan setelah melakukan aksi mogok, jumlah pembeli dalam sehari pun masih sepi. Ia mengaku, hal ini pun menyebabkan pendapatannya mengalami penurunan yang cukup drastis.

"Pendapatan ya turun sekitar 50 persen. Karena harganya masih mahal, jadi sehari paling cuma bisa jual satu ekor sapi. Itu pun kadang enggak langsung habis, jadi besoknya dijual lagi," jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement