Rabu 03 Feb 2021 07:20 WIB

Sputnik V Rusia Diklaim 91 Persen Efektif Lawan Corona

Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Petugas medis menunjukkan vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA
Petugas medis menunjukkan vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jurnal medis terkemuka, The Lancet mengeklaim vaksin Sputnik V yang dikembangkan Rusia punya efektivitas mencapai 91,6 persen dalam menangkal gejala Covid-19. Vaksin itu pun disebut tak memiliki efek samping serius. 

"Analisis sementara uji coba fase ketiga vaksin Covid-19 Rusia yang melibatkan hampir 20 ribu peserta menunjukkan bahwa aturan dua dosis memiliki efektivitas 91,6 persen terhadap gejala Covid-19. Tidak ada efek samping serius yang dianggap terkait dengan vaksinasi," kata The Lancet melalui akun Twitter resminya pada Selasa (2/2). 

Lancet mengungkapkan, sub-analisis terhadap dua ribu orang dewasa berusia di atas 60 tahun menunjukkan bahwa Sputnik V sama efektifnya dan dapat ditoleransi dengan baik dalam kelompok tersebut. "Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil pada mereka yang termasuk dalam kelompok berisiko yang tidak terwakili dan etnis non-kulit putih," ucapnya. 

Kepala Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill Dmitriev menyambut hasil analisis yang diterbitkan The Lancet. Menurutnya, Rusia telah mengambil langkah tepat karena mulai memvaksin pekerja medis garis depan saat uji coba Sputnik V masih berlangsung. 

Ia menilai, adapun soal skeptisisme terhadap langkah tersebut dianggap sarat muatan politik. "The Lancet melakukan pekerjaan yang sangat tidak memihak meskipun ada beberapa tekanan politik yang mungkin ada di luar sana," kata Dmitriev. 

Sebagai pemimpin RDIF, Dmitriev bertanggung jawab untuk memasarkan Sputnik V di luar negeri. Sputnik V dikembangkan Moscow Gamaleya Institute. Ia secara resmi didaftarkan oleh Pemerintah Rusia pada Agustus tahun lalu. Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin Covid-19. 

Sedari awal, Rusia mengeklaim vaksinnya cukup efektif dan membentuk kekebalan, tapi banyak pihak yang meragukannya. Sejumlah ilmuwan khawatir Moskow menempatkan rasa prestisius nasional di atas keselamatan.

Kendati demikian, sejumlah negara tetap berminat mengimpor atau memproduksi sendiri vaksin tersebut. Mereka antara lain Meksiko, India, Serbia, Tunisia, Venezuela, Uni Emirat Arab, Palestina, Hungaria, Belarus, Argentina, dan lainnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement