REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2020 menunjukkan pentingnya infrastruktur yang terhubung dan layanan digital bagi fungsi masyarakat sehari-hari. Hal ini menyebabkan pergeseran sikap terhadap privasi dan cara pandang masyarakat, organisasi dan pemerintah.
Pakar privasi di Kaspersky, Vladislav Tushkanov, melihat tahun lalu menjadi waktu bagi pengguna untuk pertama kalinya menyadari seberapa besar informasi yang mereka bagikan dan apa yang mereka dapatkan sebagai imbalan.
"Akibatnya, privasi telah menjadi topik panas di persimpangan kepentingan pemerintah, perusahaan dan pribadi, yang memunculkan banyak tren yang berbeda dan bahkan bertentangan dalam bagaimana data tersebut dikumpulkan dan privasi dipertahankan - atau, justru sebaliknya, dilanggar," ujar Tushkanov dalam keterangan tertulis, Rabu (3/2).
Menurut peneliti, privasi konsumen akan menjadi sebuah proposisi nilai dan dalam banyak kasus, membutuhkan biaya. Vendor perangkat kesehatan pintar akan mengumpulkan data yang semakin beragam. Begitu pula dengan penggunannya.
Data yang dikumpulkan oleh pelacak kebugaran (fitness tracker), pemantau tekanan darah, dan perangkat lain turut banyak digunakan dalam kasus pengadilan. Belum lagi oleh pemasar dan perusahaan asuransi yang juga merasakan manfaatnya.
Dengan kesehatan menjadi perhatian publik, permintaan akan data semacam itu diprediksi akan terus berkembang.