REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh Islam menyampaikan pesan untuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sebagai entitas baru yang dipercaya bisa menjadi pintu masuk bangkitnya perekonomian syariah di Indonesia.
Ketua MUI pusat KH Miftachul Akhyar menyebut, konsolidasi bank syariah milik negara merupakan wujud persatuan dalam pengembangan ekonomi syariah nasional. Pembentukan BSI merupakan wujud kemuliaan dalam ekonomi syariah nasional. Bank menyatu dalam persaingan positif untuk memberikan manfaat sekaligus ikut membangun negeri.
"Ada pepatah Arab yang berbunyi persatuan itu ibarat satu lidi menjadi satu yang dapat menjadi kekuatan prima ketika menyatu. Kalau sendiri-sendiri itu adalah perpecahan dan kelemahan," kata Kiai Miftachul dalam keterangannya, Rabu (3/1).
Pandangan lain dikemukakan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. Menurutnya, BSI membawa angin segar untuk menumbuhkan ekonomi keumatan di Indonesia. Ia berpesan agar ke depannya BSI bisa menjadi tempat bagi pelaku UMKM untuk mendapat pembiayaan yang terjangkau.
"Dengan merger ini masalah unemployment yang sekarang bertambah, dan orang yang dirumahkan, harus ada formula dari bank syariah untuk model pemberdayaan bagi mereka," kata Helmy.
BSI diharapkan bisa mengatasi masalah pengangguran baru tersebut baik melalui pemberian pembiayaan lunak, margin atau pricing rendah, dan lain-lain. Meski tidak dikatakan sebagai bank Islam, tetapi pada kenyataannya umat Islam di Indonesia masih memerlukan afirmasi.
"Kita berharap BSI bisa menjadi suatu percontohan bank syariah bagi seluruh dunia," kata Helmy.
Secara terpisah, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menilai kehadiran BSI akan mampu menjawab tantangan ekonomi Indonesia ke depan.
BSI telah resmi beroperasi pada 1 Februari 2021 sebagai bank hasil penggabungan dari tiga bank syariah milik BUMN, yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRIsyariah Tbk. BSI berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode BRIS.
Pasca merger, BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Sampai akhir tahun lalu, nilai aset ketiga bank yang bergabung menjadi BSI mencapai Rp 240 triliun, modal inti lebih dari Rp 22,60 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 210 triliun, serta total pembiayaan Rp 157 triliun.
Selain itu laba terkonsolidasi BSI per Desember 2020 mencapai Rp 2,19 triliun. Dengan kinerja finansial tersebut, BSI masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.