Jumat 05 Feb 2021 01:30 WIB

FAO: Harga Pangan Dunia Cetak Rekor Tertinggi Sejak 2014

Kenaikan harga pangan dipimpin oleh lonjakan sereal, gula dan minyak nabati.

Pedagang sedang melayani pembeli di pasar tradisional, Jakarta.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pedagang sedang melayani pembeli di pasar tradisional, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Harga pangan dunia naik selama delapan bulan berturut-turut pada Januari, mencapai level tertinggi sejak Juli 2014. Kenaikan harga pangan dipimpin oleh lonjakan pada sereal, gula dan minyak nabati, kata badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis (4/2).

Indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), yang mengukur perubahan bulanan untuk sekeranjang sereal, minyak sayur, produk susu, daging dan gula, rata-rata 113,3 poin bulan lalu terhadap 108,6 poin yang direvisi naik pada Desember. Angka Desember sebelumnya 107,5 poin.

Baca Juga

FAO yang berbasis di Roma juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa panen sereal di seluruh dunia tetap berada di jalur untuk mencapai rekor tahunan pada 2020, tetapi memperingatkan penurunan tajam dalam stok dan mengisyaratkan permintaan impor besar yang tak terduga dari China.

Indeks harga sereal FAO naik 7,1 persen bulan ke bulan pada Januari, dipimpin lebih tinggi oleh harga jagung internasional, yang melonjak 11,2 persen, sekitar 42,3 persen di atas level mereka tahun lalu, sebagian didukung oleh pembelian oleh China dan produksi AS lebih rendah dari perkiraan..

Harga gandum naik 6,8 persen, didorong oleh permintaan global yang kuat dan ekspektasi penurunan penjualan oleh Rusia ketika bea ekspor gandum berlipat ganda pada Maret 2021, kata FAO.

Harga gula melonjak 8,1 persen, dengan kekhawatiran tentang memburuknya prospek panen di Uni Eropa, Rusia dan Thailand, serta kondisi cuaca kering di Amerika Selatan, yang mendorong permintaan impor.

Indeks harga minyak nabati naik 5,8 persen mencapai level tertinggi sejak Mei 2012, sebagian didorong oleh produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia yang lebih rendah dari perkiraan karena curah hujan yang tinggi. Kenaikan harga kedelai dipicu oleh berkurangnya peluang ekspor dan pemogokan berkepanjangan di Argentina.

Harga susu menguat 1,6 persen, didukung oleh pembelian besar-besaran di China menjelang liburan Tahun Baru Imlek mendatang.

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement