Jumat 05 Feb 2021 05:26 WIB

Jepang Pertahankan Status Darurat Covid-19 Sebulan Lagi

Rumah sakit di Jepang tertekan meski kasus Covid-19 turun

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Orang-orang muda yang mengenakan masker pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, Jepang, ilustrasi
Foto: EPA-EFE/KIMIMASA MAYAMA
Orang-orang muda yang mengenakan masker pelindung berjalan di persimpangan jalan di Shibuya, Jepang, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan akan memperpanjang keadaan darurat yang mencakup Tokyo dan bagian lain Jepang selama satu bulan hingga 7 Maret ke depan. Alasannya, karena rumah sakit di sana mengalami tekanan meskipun jumlah virus corona menurun. 

Keadaan darurat akan tetap diberlakukan di 10 prefektur termasuk Osaka, Aichi dan Fukuoka. Tochigi akan menjadi satu-satunya yang mencabutnya pada 7 Februari karena situasinya telah membaik secara signifikan. 

Baca Juga

Suga membuat pengumuman di parlemen setelah panel ahli menyetujui perpanjangan itu. Keputusan tersebut disetujui satuan tugas virus corona pemerintah Jepang.

"Jumlah infeksi baru secara nasional menurun, tetapi kami perlu melanjutkan ini dan mengurangi jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit atau dalam kondisi serius," kata Suga dilansir dari kantor berita Bernama pada Kamis (4/2).