Warga memilah sampah anorganik dan organik di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Cihaurgeulis, Kota Bandung, Jumat (5/2). (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)
Warga memilah sampah anorganik dan organik di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Cihaurgeulis, Kota Bandung, Jumat (5/2). (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)
Warga memeriksa larva lalat BSF (Black Soldier Fly) yang dibudidayakan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Cihaurgeulis, Kota Bandung, Jumat (5/2). (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)
Warga menunjukkan pupuk dari sampah dapur di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Cihaurgeulis, Kota Bandung, Jumat (5/2). (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)
Warga mengolah limbah cangkang telur untuk dijadikan pupuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Cihaurgeulis, Kota Bandung, Jumat (5/2). (FOTO : ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)
Warga mengolah sampah organik sisa dari dapur rumah tangga di Cihaurgeulis, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/2). (FOTO : ANTARA/Raisan Al Farisi)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Warga mengolah limbah sampah dijadikan pupuk di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Cihaurgeulis, Kota Bandung, Jumat (5/2).
Pemerintah Kota Bandung membuat program Kawasan Bebas Sampah (KBS) guna mengajak masyarakat untuk mengelola sampah serta menuntaskan persoalan sampah mulai dari rumah dan lingkungan sekitar sehingga dapat mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
sumber : Republika
Advertisement