Sabtu 06 Feb 2021 05:05 WIB

Vladimir Putin, dari Agen KGB Hingga Jadi Presiden Rusia

Putin memiliki sejumlah tugas penting saat menjadi agen KGB.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: EPA-EFE/MICHAIL KLIMENTYEV/SPUTNIK/KREMLIN
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, Rusia selalu dianggap melakukan praktik-praktik intelijen ilegal seperti mencuri data rahasia atau menghabisi orang-orang yang dianggap berbahaya di luar negeri. Orang terakhir yang dianggap sebagai korban praktik intelijen Rusia adalah kritikus Kremlin yang paling terkenal Alexei Navalny.

Pada bulan Agustus tahun lalu aktivis anti-korupsi itu diracun saat berada dalam pesawat dari Serbia menuju Moskow. Navalny yakin pemerintah dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang bertanggung jawab serangan racun terhadapnya.

Baca Juga

Kremlin membantah keras tuduhan tersebut. Moskow pun segera menangkap dan memenjarakan Navalny ketika baru pulang dari Jerman usai menjalani pengobatan dan pemulihan dari serangan racun selama lima bulan. Kini Navalny divonis tiga setengah tahun penjara karena dianggap melanggar syarat penangguhan penahanan. Navalnya menyebut Vladimir Putin takut dan benci kepadanya.

Anggota KGB

Aksi intelijen Rusia saat ini kerap dikaitkan dengan masa lalu Putin yang lama bekerja sebagai intelijen Uni Soviet atau KGB. Putin bergabung dengan KGB pada 1975 ketika baru lulus dari fakultas hukum Leningrad State University. Karirnya sampai letnan kolonel sebelum Uni Soviet runtuh pada tahun 1991.

Washington Post mencatat usai ditugaskan memata-matai orang asing di Leningrad selama beberapa tahun, pada awal 1980-an Putin ditarik ke Moskow untuk mengikuti pelatihan intelijen. Ia ditugaskan ke Dresden, Jerman Timur pada usia 32 tahun ketika negara itu masih menjadi fokus utama Uni Soviet.

Jerman Timur menampung sekitar 380 ribu pasukan Soviet dan rudal-rudal jarak menengahnya. Berlin juga sumber ketegangan antara Uni Soviet dan negara-negara Barat.  

Beberapa ribu petugas KGB yang bertugas di sana melapor ke markas di Karlshorst pinggir Berlin. Soviet juga menempatkan intelijen militer mereka di Jerman Timur. Tetapi operasi intelijen terbesar di negara itu dijalankan oleh polisi rahasia pemerintah Jerman Timur yang disebut Stasi, mereka memantau pergerakan puluhan ribu warga dan menyimpan jutaan dokumen.

KGB kerap menggunakan jaringan Stasi yang luas dan mengirimkan bahan intelijen mentah mereka ke Moskow. Kediktatoran Erich Honecker di Jerman Timur bertahan cukup lama walaupun ketika Mikhail Gorbachev mulai melakukan eksperimen politik dan reformasi ekonomi di Uni Soviet.

Hanya ada sedikit informasi yang dapat diketahui mengenai tugas Putin di Dresden. Tetapi sejumlah dokumen menunjukkan ia memiliki sejumlah penugasan termasuk merekrut dan menyiapkan agen. Sebagian besar kerjanya melibatkan Robotron, sebuah perusahaan elektronik besar di Dresden yang menjadi produsen komputer dan pusat penelitian microchip terbesar Blok Timur.  

Saat itu fokus utama KGB adalah mencuri teknologi negara-negara Barat. Blok Timur sangat tertinggal di bidang teknologi. Pakar Jerman mengatakan para agen Stasi memilih menggunakan komputer Amerika Serikat (AS), Commodore dibandingkan komputer mereka sendiri.

Saat itu Putin terkenal karena mengirimkan para teknisi Blok Timur ke negara Barat atau merekrut orang-orang Barat dari Siemens dan IBM untuk datang ke Jerman Timur. Dari orang-orang Barat itu Putin juga dikabarkan mencari tahu tentang elektronik dan intelijen militer mengenai NATO.

KGB dikenal sebagai 'teman' Stasi dan mengandalkan bantuan polisi rahasia itu dalam aksi seperti membuat paspor atau SIM palsu yang digunakan membangun cerita rekaan mengenai tugas mereka di Jerman Timur. Puluhan ribu orang yang ditandai Stasi juga menjadi 'ketertarikan' KGB.

Menteri Keamanan Jerman Timur Erich Mielke mencoba menahan bantuan Stasi ke KGB yang akhirnya mengarah pada satu kasus di mana Putin diketahui terlibat di dalamnya.

Pada 29 Maret 1989 Mayor Jenderal Horst Bohm yang menjadi kepala cabang Stasi di Dresden menulis memo ke atasan Putin saat itu Jenderal Vladimir Shirokov. Sementara nama-nama lain dalam surat tersebut dihilangkan sumber mengatakan Putin terlibat dalam kasus tersebut.

Bohm mengeluh KGB merekrut tentara cadangan Jerman Timur yang telah memasuki kehidupan sipil. Bohm mengatakan mereka 'kerap' direkrut sementara untuk misi khusus. Ia mengatakan salah seorang tentara cadangan mengatakan mengenai 'pusat rekrutmen' di Dresden dan diminta berbicara dengan dua orang warga sipil Uni Soviet.

"Pembicaraan ini turut membahas pelatihan khusus menggunakan alat komunikasi tanpa kabel dan juga misi singkat tiga bulan sekali setiap tahun," kata Bohm dalam surat itu.

Namun Bohm mengeluh agen itu sudah bekerja untuk Stasi dan mendesak KGB untuk mundur. Ia mengatakan 'tidak mustahil' merekrut tentara cadangan Jerman Timur untuk menjalani pelatihan komunikasi tanpa kabel.

Bohm kemudian bunuh diri. Tetapi kemudian salah satu ajudannya Horst Jemlich mengatakan KGB ingin mendapatkan teknologi Barat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement