Sabtu 06 Feb 2021 07:24 WIB

Kisah Suleiman Kerimov, Miliarder Muslim Terkaya Asal Rusia

Suleiman Kerimov menjadi tokoh Muslim terkaya di Rusia dan dunia.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kisah Orang Terkaya: Suleiman Kerimov, Miliarder Muslim Terkaya Asal Rusia (Foto: Sputnik/Vladimir Astapkovich)
Kisah Orang Terkaya: Suleiman Kerimov, Miliarder Muslim Terkaya Asal Rusia (Foto: Sputnik/Vladimir Astapkovich)

Salah satu orang terkaya di Rusia, ialah Suleiman Kerimov yang menjadi tokoh Muslim terkaya sekaligus tokoh investasi, politisi dan dermawan terkenal di Rusia. Dia adalah pemilik klub sepak bola, Anzhi Machakhkala. Kerimov juga memiliki andil besar di produsen emas terbesar Rusia, Polyus Gold.

Berdasarkan catatan Forbes hari ini, Kerimov memiliki harta mencapai USD15,5 miliar atau setara dengan Rp218 triliun. (kurs Rp14.081)

Baca Juga

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Stefano Pessina, Miliarder Farmasi Global Italia dan Amerika

Pria berusia 54 tahun ini lahir pada 12 Maret 1966 di wilayah Derbent di negara bagian Dagestan Uni Soviet saat itu. Ayahnya bekerja sebagai pengacara, sedangkan ibunya adalah seorang akuntan.

Semula, Kerimov memilih untuk belajar teknik namun ia tidak dapat menyelesaikan studinya karena wajib militer. Setelah menyelesaikan masa jabatannya dengan tentara, Kerimov menyelesaikan gelar Sarjana Akuntansi Keuangan di bidang Ekonomi dari Universitas Negeri Dagestan.

Segera setelah lulus kuliah, Kerimov bergabung dengan Pabrik Listrik Eltav sebagai akuntan pada tahun 1993. Perlahan tapi pasti, dia naik jabatan sebagai Wakil Direktur Jenderal di perusahaan tersebut. Kerimov juga ditugaskan sebagai Manajer Hubungan dan bertanggung jawab untuk menangani transaksi antara Eltav dan Fedprombank, bank Moskow yang didirikan oleh perusahaan listrik.

Fedprombank membiayai industri yang tertinggal dan Kerimov dan rekan-rekannya segera menjadi kreditor untuk perusahaan utilitas besar, yang memungkinkan mereka untuk terus memberikan layanan utama. Setelah ekonomi Rusia stabil, utang-utang itu dilunasi dengan pengembalian besar bagi Fedprombank dan Kerimov menjadi salah satu orang yang kaya raya.

Hingga pada tahun 1995, Suleiman Kerimov ditunjuk sebagai kepala perusahaan Perbankan dan Perdagangan Soyuz Finas. Dia memainkan peran utama dalam pengambilalihan Avto Bank dan Pusat Bisnis Smolensky Passazh. Pada akhir 1990-an, Suleiman Kerimov menjadi 50% pemegang saham di Vnukovo Airlines dan kemudian menggunakan asetnya untuk mengambil alih Fedprombank.

Pada akhir 1999, Kerimov membeli 55% saham di perusahaan perdagangan minyak Nafta Moskva, penerus perusahaan monopoli Soviet Soyuznefteexport. Kerimov mengubah Nafta dari perusahaan minyak menjadi raksasa induk investasi.

Kerimov juga menjadi anggota parlemen Rusia, Duma. Awal tahun 2000, Kerimov membeli saham di perusahaan minyak & gas Gazprom dan Sberbank. Lalu, pada tahun 2005, Nafta mengambil alih perusahaan tambang emas dan perak terbesar Rusia, JSC Polymetal. Namun pada tahun 2008, ia menjual sahamnya di Polymetal akibat krisis finansial 2008.

Segera setelah itu, Kerimov membeli saham utama raksasa emas Rusia, Polyus Gold, dan kelas berat Potash, Uralkali. Tonggak lain dalam karirnya adalah pengambilalihan FC Anzhi Makhachkala.

Sejak awal pandemi, kekayaan Kerimov telah meningkat sebesar USD14,7 miliar hingga menjadikannya orang terkaya di Rusia. Kekayaannya sebagian besar didapat pada 77 persen kepemilikan di Polyus Gold yang dia miliki melalui putranya, Said Kerimov.

Pada tahun 2015, Suleiman Kerimov menjadi miliarder Rusia penyumbang dana terbesar untuk Masjid Katedral Moskow sebesar USD100 juta. Masjid itu pun menjadi masjid terbesar di kota Moskow. Yayasan Kerimov juga menyumbang untuk pembangunan masjid dan gereja dan mengirim ribuan jamaah ke Mekah untuk berhaji setiap tahunnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement