Sabtu 06 Feb 2021 09:35 WIB

Belalang Gurun Ancam Pertanian Timur Tengah dan Afrika

Belalang gurun mengancam ketahanan pangan Timur Tengah dan Afrika.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Belalang di ranting pohon (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Belalang di ranting pohon (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Organisasi Pangan dan PBB (FAO) memperingatkan kawanan serangga pemakan tanaman sekarang menjadi ancaman bagi pertanian di  Tanduk Afrika hingga Yaman. FAO mengatakan, kondisi cuaca dan hujan musiman yang meluas menyebabkan ledakan pembiakan belalang di timur Ethiopia dan Somalia dan diperburuk oleh Topan Gati.

Jumlahnya diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang seiring siklus baru berkembang biak di pantai Laut Merah. "Wilayah ini sudah sangat rentan. Mengingat tiga tahun kekeringan diikuti oleh hujan lebat dan banjir tahun lalu, ditambah dengan COVID-19 dan ketidakamanan, kawanan belalang gurun merupakan guncangan tambahan yang dapat berdampak parah bagi ketahanan pangan dan mata pencaharian,” Keith Cressman, petugas prakiraan belalang senior di FAO's Desert Locust Information Service (DLIS), dilansir dari Arab News, Sabtu (6/2).

Baca Juga

Meskipun Arab Saudi telah berjuang untuk menahan belalang gurun selama beberapa dekade, FAO mengatakan kawanan yang akan datang menimbulkan ancaman yang jauh lebih besar bagi Kerajaan, Eritrea, Sudan dan Yaman daripada yang terlihat sebelumnya.

Pemerintah Saudi mengambil tindakan pencegahan melalui program nasional yang mapan dan pekerjaan dari Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian, Belalang dan Pusat Pengendalian Hama Migrasi, yang berbasis di Jeddah.